Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Waspadai Akal-akalan Travel ONH Plus Menggaet Masyarakat Berhaji

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13509003878929678

[caption id="attachment_219299" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi Jemaah Haji/Admin (KOMPAS/AGUS MULYAD)"][/caption] Duh, baru saja mendengar cerita seorang ibu tukang batu dari Tuban gagal naik haji. Padahal  ibu yang dah sepuh dan sederhana ini sudah menjual sawah dan kambing kambingnya untuk bisa pergi haji. Melalui jalur ONH Plus pula, dengan membayar Rp 92 juta. Tetapi janji untuk bisa berangkat tahun ini ternyata cuman janji. Si Ibu ternyata tidak bisa berangkat. Untung saja uang yang sudah disetor bisa kembali. Semoga ada hikmahnya ya! Cerita seperti itu emang kerap terjadi. Masyarakat begitu bergairah untuk pergi haji. Saking ingin segera berhaji, akhirnya mengikuti ONH Plus yang menjanjikan bisa berangkat tahun ini. Biaya yang dibayar sama dengan ONH plus biasa, sekitar Rp 80 juta - Rp 100 juta. Maklum, kalau jalur biasa, antriannya bikin mabok. Bisa 5 - 15 tahun baru berangkat haji! Bedanya ONH Plus gak jelas ini, tidak menginformasikan dari awal kalau bisa pergi atau tidak tahun sekarang. Alhasil, calon jemaah haji ini pun sudah mengadakan acara perpisahan dengan keluarga teman saudara, ternyata tidak jadi pergi haji. Masih mending kalau dana hajinya dibalikin, seperti kasus ibu sepuh diatas, tetapi ada juga yang dijanjikan tahun depan, tetapi masih dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi. Dan ada juga yang dananya dibawa lari. Tahun ini, kuota Indonesia untuk berhaji 211.600 orang. Diantaranya terdapat 17.000 kuota untuk ONH Plus. Kuota ONH PLus ini memakai jalur Travel khusus Haji dan Umroh yang memang terdaftar di Kementrian Agama. Dan bila mendaftar di ONH Plus resmi ini, sudah bisa dilihat nomer antrian. Jadi dari awal sudah tahu apakah bisa tahun sekarang atau tidak. Nah, diluar kuota tersebut, ternyata pemerintah Saudi juga menyediakan jalur non-kuota. Ini kebijakan otoritas Saudi untuk undangan khusus, ormas, parpol, dan sebagainya. Kadang 'jatah' non kuota ini sebesar 1000 orang, kadang kurang, tergantung pemerintah Saudinya. Dan jalur non-kuota ini juga biasanya tidak jelas untuk undangan ke siapa. Yang perlu diketahui,  jatah non-kuota ini juga berbeda prosesnya dari proses berhaji dengan 'bendera RI'. Bendera yang dipakai bendera pribadi, dengan aplikasi visa sendiri. Jalur non-kuota inilah yang dimanfaatkan oleh travel-travel biasa yang ingin menangguk keuntungan dari masyarakat yang ingin berhaji, dengan menawarkan juga sebagai ONH Plus, serta biaya setara atau lebih dari ONH Plus. Mereka menawarkan dengan gencar, kemudian membuat aplikasi visa sendiri. Dan otoritas persetujuan tentu tergantung dari pemerintah Saudi nya. Dan yang parahnya, ada pula yang memang sudah disetujui visanya, ternyata terlantar ketika berhaji. Ya itu, karena mereka tidak memakai bendera RI, sehingga maktabnya pun  harus tersendiri. Tidak gabung dengan maktab Indonesia. Namanya juga jalur privat, alias pribadi. Dan pemerintah memang tidak bisa mengontrol proses seperti ini. Soalnya otoritas yang mengeluarkan visa sepenuhnya ada di pemerintah Saudi. Masyarakat saja yang harus hati hati. Jangan sampai terjebak bujukan berhaji segera, tetapi dengan mengabaikan proses legal di bawah payung bendera negara RI. Ya Sudah, Selamat Berhaji, Semoga menjadi Haji Mabrur... dan Selamat Idul Adha juga....:) Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline