Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Jokowi: Jakarta Harus Membangun Smart Tunnel untuk Mengatasi Banjir dan Macet?

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13565228631608125501

[caption id="attachment_231565" align="aligncenter" width="403" caption="Jalan Kecil pun terkena Banjir. Foto by Ilyani"][/caption] Hari hari ini Jakarta benar benar dihantui banjir dan macet dimana mana. Sudah 4000 orang mengungsi akibat banjir. Hujan yang terjadi hampir setiap haripun membuat jalanan Jakarta macet parah. Nah, Jokowi yang baru menjabat 2 bulan 15 hari memang ketiban kritikan pedas atas situasi sulit seperti ini. Kritik yang halus hingga kasar bertebaran di media sosial. Tentu saja masalah gini tidak bisa diatasi segera.  Jokowi bukan superhero kok...:) Memang, banyak sekali usulan untuk mengatasi banjir di Jakarta ini. Salah satunya adalah usulan Jokowi untuk membangun ribuan titik sumur resapan di Jakarta. Selain itu, ketika wawancara di salah satu media televisi, Jokowi juga mengatakan akan membangun semacam smart tunnel di Jakarta. Wah, smart tunnel? seperti apa pula itu? Apakah smart tunnel ini bisa diharapkan menampung air kiriman dari 13 aliran sungai di Jakarta ditambah limpasan air hujan di area Jakarta? Tetapi inilah salah satu terobosan yang paling bisa mengatasi banjir Jakarta secara strategis, daripada sporadis dengan hasil tidak jelas. Smart Tunnel atau terowongan cerdas, sudah dipakai di Kuala Lumpur untuk mengatasi banjir disana. Dulu, kota Kuala Lumpur senasib dengan Jakarta. Jika musim penghujan, seantero kota tergenang air. Banjir dimana mana. Karena luapan sungai klang dan gambok, beserta limpasan air hujan yang tak terserap tanah. [caption id="attachment_231566" align="alignleft" width="300" caption="Pengrukan Sungai yang Tidak Tuntas. Foto by Muassis"]

1356522924569054961

[/caption] Pada tahun 2002, Malaysia membangun smart tunnel dengan biaya Rp 3,9 Trilyun. Proses konstruksi proyek raksasa ini ada di National Geographic Channel (NGC), dan sangat menarik, karena melibatkan berbagai ras/etnis. Pada tahun 2007, proyek ini selesai. Dan sejak itu, Kuala Lumpur tidak pernah terkena banjir lagi. Cerdasnya terowongan ini ada di multifungsinya. Terowongan di bawah tanah ini dibuat bertingkat 3. Dan jika tidak digunakan, tiga tingkat itu dapat berfungsi sebagai jalan raya bebas hambatan. Jadi ada 3 level jalan. Berarti bisa sekalian mengatasi kemacetan Jakarta kan? Sedangkan jika musim penghujan, terowongan bisa ditutup, tergantung besar debit air limpasan/luapan sungai. Jika tidak terlalu besar, hanya tingkat 1 yang ditutup, sementara tingkat 2 dan 3 tetap bisa digunakan sebagai jalan. Jika debit air sangat besar, level kedua ditutup, dan semakin besar debit air maka semua tingkat terowongan ditutup. Dan aliran air limpasan tersebut langsung dibuang masuk ke laut.

1356522978992978513

Keuntungan smart tunnel lainnya adalah, lahan diatasnya tetap bisa digunakan beraktivitas. Alias tidak ada penggusuran. Paling hanya terganggu selama proses proyek berjalan. Yang jelas, penanganan banjir di jakarta tidak sekedar masalah sampah di sungai, atau soal pemukiman di bantaran sungai. Bukan pula sekedar pembuatan sumur resapan air hujan. Tetapi masalah utamanya adalah debit air yang sangat besar masuk ke Jakarta dalam bentuk luapan sungai sungai tersebut. Banjir kiriman dari area yang lebih hulu, ditambah limpasan air hujan yang tidak terserap oleh tanah, karena pembangunan gedung dan jalan jalan. Apalagi dengan got got penampungan air yang sangat tidak memadai. Semoga, proyek besar pembenahan Jakarta bisa segera terwujud di masa Jokowi ini. Ya Sudah, Salam Kompasiana!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline