Kemenangan partai berbasis Islam dari Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir, lagi lagi merupakan rangkaian kemenangan partai islam di negara negara sekuler di timur tengah.
Rangkaian itu bermula dari kemenangan partai islam, AKP (partai keadilan dan pembangunan) di Turki yang sekuler abis sejak tahun 2003. Turki yang sekarat ekonominya (pertumbuhan minus), membaik dibawah kepemimpinan Erdogan, dan bisa menikmati pertumbuhan ekonomi 9-11%.
Dengan keberhasilan ini, pada pemilu 2011 lalu, partai AKP kembali memenangkan pemilu, sehingga Erdogan dapat kembali menjadi PM Turki untuk kedua kalinya. Dan dibawah kepemimpinannya pula, beberapa aturan kaku para pemimpin Kemalis yang melarang azan, sholat berjamaah di tempat umum, jilbab di tempat publik, jadi dijinkan. Kan istrinya sendiri juga jilbaban.
Sementara politik luar negerinya, yang aku lihat, beberapa kali dia mengadakan kunjungan ke Iran, dan menegaskan akan tetap membeli minyak iran, walo UE dan AS sudah memberi peringatan negara negara yang hendak membeli minyak Iran tersebut. Begitu juga kunjungan Menteri Luar Negeri Iran ke Turki, untuk menjalin hubungan yang lebih strategis. Sedangkan kepada Israel, Erdogan menegaskan, dia tidak akan tinggal diam, jika Israel menyerang Gaza dan Lebanon.
Itu adalah Turki. Kemudian, ketika Arab Spring melanda negeri negeri Arab, dimulai di Tunisia, menjalar hingga Libya, Mesir, Yaman, trend itu juga terlihat ketika negara negara ini mengadakan pemilu. Kecuali Libya dan Yaman, yang seperti dagelan proses arab springnya, negara negara lain relatif smooth. Maksudnya gak gitu diganggu, hehehe. Kalopun diganggu, rakyatnya, seperti mesir, masih panasan dan punya kebanggaan sendiri dengan negaranya.
Dimulai dari Tunisia, partai islam En Nahda memenangkan pemilu parlemen. Sementara Marokko yang juga sekuler, yang Arab Spring nya setengah setengah, ketika mengadakan pemilihan parlemen juga dimenangkan oleh partai berbasiskan Islam, yaitu Justice and Development Party (JDP). Namanya sama kek di Mesir, karena semua organisasi/partai diatas bisa dirujuk kembali dari pergerakan IM nya Hasan Al Bana.
Partai Partai Islam di Indonesia
Nah, kalo di Indonesia, sejak reformasi, partai partai Islam memang bermunculan bak jamur dimusim hujan. Tetapi, bisalah kita lihat, bahwa partai tersebut hanya meraih suara yang imut, dan partai yang eksis pun itu itu saja, yaitu PAN, PKS, PPP, PKB, yang rata rata 'cuman' 7%. Bahkan kalo digabung semuanya pun, paling banter cuman 28% (makanya jangan disalahin, ye, kalo parlemennya korup banget...#ngeles.com).
Mengapa disini yang mayoritasnya muslim, partai islam tidak mampu meraih suara signifikan? Ada beberapa faktor yang kritis:
1. brainwash Suharto selama 32 tahun berkuasa berhasil untuk menanamkan bahwa yang penting di indonesia itu adalah militer. Ketika dia berkuasa, posisi politik semuanya diserahkan kepada militer, mulai dari menteri, dubes, gubernur, walikota hingga camat. Dan islam politik adalah sesuatu yang 'mengerikan' bahkan jikapun partai Islam itu berideologikan Pancasila. Makanya ketika pemilu setelah reformasi, partai Golkar, yang bisa dikatakan 'baju' nya militer, tetap bisa menang (no.2 kalo gak salah).
2. kelas menengah yang seharusnya menjadi kekuatan penggerak di indoensia, merupakan kelas yang tidak independen. Ini kelas yang lemah, karena semuanya berpatron (istilah halus dari menjilat, hehe), kepada kelas elit penguasa. Dan pada masa Suharto pula, kelas menengah pribumi muslim dikempesin habis (para pengusaha independen). Hampir seluruh produk strategis negara ini, mulai dari migas, pertambangan, terigu, beras, dstnya diberikan kepada keluarga dan kroninya.