Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

AS dan Israel Was-was Terhadap Hasil Pilpres Mesir?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1338122608750423494

[caption id="attachment_190892" align="aligncenter" width="400" caption="Mursi dan Shafiq (kanan) akan tampil dalam pemilihan presiden putaran kedua bulan Juni./Admin (BBC)"][/caption] Seperti dugaan banyak pihak, kandidat dari Ikhwanul Muslimin, Mohammed Mursi maju ke babak kedua, berhadapan dengan Ahmed Shafiq, bekas Perdana Menteri era Mubarrak. Keduanya akan maju ke putaran kedua pada tanggal 16 - 17 Juni 2012 nanti. Sekarang, tentu tinggal kuat kuatan dalam merengkuh massa calon presiden sebelumnya, seperti capres Amr Moussa, yang sebelumnya didukung oleh kelompok kristen koptik dan sufi, dengan capres Aboul Fotouh, yang didukung oleh kelompok salafi. Kedua capres yang kalah ini termasuk yang terkuat juga pengaruhnya di masyarakat mesir. Oh iya, kelompok salafi, walaupun di parlemen no.2 setelah ikhwanul muslimin, capresnya gagal lolos verifikasi karena mempunyai ibu seorang warga negara AS. Konstitusi Mesir mewajibkan kedua orangtua capres harus berwarga negara Mesir. Jadi, setelah parlemen dikuasai oleh kelompok islam (ikhwanul muslimin 47% dan salafi 24%), dan kandidat presiden juga maju dari pihak IM, tentu ini semakin membuat was was AS dan Israel. Posisi Mesir memang sangat strategis, baik secara geografis (bersebelahan dengan Israel) maupun secara politis. Mesir pernah perang melawan Israel 2 kali, tahun 1967 (yang kalah) dan tahun 1973 (menang). Kemudian, sebagai tindak lanjut dari revolusi Mesir, demonstrasi terus menerus dilancarkan ke kedubes Israel, sebelum isu dialihkan ke militer. Beberapa fakta berikut menunjukkan semakin khawatirnya AS dan Israel terhadap arah perpolitikan Mesir: 1. Gallop poll di AS menunjukkan bahwa 71% rakyat Mesir menolak bantuan ekonomi AS ke Mesir. Dari polling ini juga diketahui bahwa 74% rakyat Mesir menolak bantuan AS terhadap transisi dai militer ke civil society 2. Mesir mulai merapat ke Iran. Dan ini semakin mengkahwatirkan Israel dan AS 3. Pasokan gas dari Mesir ke Israel telah diputus oleh Mesir. 4. Naiknya tren perpolitikan partai partai islam di mesir. Kelompok liberal kalah telak pada pemilihan parlemen. Sementara untuk pemilihan presiden, bisa ditunggu bulan Juni. Tetapi dugaan kuatnya, karena begitu bagusnya pengorganisasian IM di Mesir, baik di kalangan akar rumput maupun di organisasi profesi, kemungkinan besar juga akan dimenangkan oleh kandidat dari IM. Apalagi Shafiq bisa terjerat kasus korupsi era Mubarrak Dan semoga, revolusi Mesir akan membawa kebaikan bagi rakyat Mesir, dan secara geopolitik, akan meningkatkan posisi tawar negara negara kawasan timur tengah berhadapan dengan AS dan Israel. Jadi gak seenaknya dewe mau nyerang Gaza, ataupun nyerang Iran. sumber: al ahram (english), al jazeera Mengenai Ikhwanul Muslimin, kebetulan saya pernah nulis juga disini: http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/12/04/ikhwanul-menang-di-mesir-mengenang-al-banna/ Ya Sudah, Salam Kompasiana!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline