Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Bibliotheca Alexandrina; Menelusuri Jejak Intelek Iskandar Yang Agung di Mesir

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1328006219900950215

[caption id="attachment_167457" align="aligncenter" width="629" caption="Bibliotheca Alexandrina dengan Panel Kaca Menakjubkan. Foto by Muassis Andang"][/caption] Selama tinggal di Mesir, kami memang paling sering jalan jalan ke kota Iskandariah (turis asing menyebutnya Alexandria). Kota ini memang cantik dan menakjubkan. Kota tertua yang sangat tertata apik. Dan beberapa kali kesana, kami juga selalu mengunjungi Bibliotheca Alexandrina ini. [caption id="attachment_167458" align="alignleft" width="300" caption="Patung Kepala Alexander The Great. Foto by Muassis Andang"]

1328006428317478792

[/caption] Bibliotheca ini terletak berseberangan dengan laut mediterania yang indah nian. Pertama kali kami ke sini, ternyata tutup. Katanya karena liburan. Ok deh, Kedua kalinya kesini, pengunjung sudah banyak benar, juga tutup. Ternyata ada demo di Iskandaria. Ya sudah. Tetapi itu  tidak membuat kami surut untuk tetap datang kesini. Akhirnya bisa juga ndelok delok perpustakaan  tersebut. Bibliotheca Alexandria ini memang merupakan reinkarnasi dari Perpustakaan Akbar yang diinisiasi oleh Alexander the Great atau Iskandar Yang Agung ketika di Mesir. Alexander the Great sendiri berasal dari Macedonia, sebuah negeri di timur laut Yunani. Ketika menaklukan Mesir pada tahun 320 SM, beliau memang membangun kota Alexandria ini dan menjadikannya sebagai ibukota kekaisarannya yang amat luas. Selain membangun kota yang disesuaikan dengan namanya tersebut, sang Kaisar ini juga ternyata meninggalkan jejak intelek bagi rakyat Mesir dan dunia. Ya itu, perpustakaan, gudang ilmu, sumber ilmu bagi siapapun yang haus akan misteri pengetahuan. Pembangunan perpustkaan akbar kuno ini disempurnakan oleh Dinasti penerus Alexander, yaitu Ptolemy I (Soter), tahun 288 SM. Fungsinya bukan hanya perpustakaan, tetapi juga sebagai pusat penelitian dan pusat pembelajaran (akademi). Selain perpustakaan pusat, terdapat juga perpustakaan lainnya di Serapeum (pelabuhan Alexandria) yang menyimpan hingga 700.000 scroll/lembaran tulisan, yang setara dengan 100.000 buku cetak! [caption id="attachment_167459" align="aligncenter" width="597" caption="Dinding Luar, Ditulisi Manuskrip Kuno. Foto by Muassis Andang"]

132800664321323906

[/caption] Tetapi sayang, perpustakaan akbar maupun yang lebih kecil ini terbakar ketika Julius Caesar menyerang Mesir pada tahun 48 SM.  Yang masih tersisa dari perpustakaan ini pun masih dimusnahkan ketika Aurelius menyerang Mesir pada tahun 272 M. [caption id="attachment_167460" align="alignleft" width="300" caption="Planetarium di Area Bibliotheca. Foto by Muassis Andang"]

13280068381326800400

[/caption] Pada tahun 391 M, Bishop Alexandria juga membakar dan memusnahkan perpustakaan yang lebih kecil di Serapeum. Dan inilah yang menjadi akhir dari seluruh perpustakaan peninggalan Alexander tersebut. Baru, setelah ribuan tahun menjelang, pada tahun 1994, pemerintah Mesir membangun kembali reinkarnasi perpustakaan ini. Cukup lama juga pembangunannya, baru pada tahun 2002 selesai. Konon, ketika membangun ini biayanya mencapai US 200 juta dollar. Didesain secara modern dan menakjubkan, dengan atap terbuat dari panel kaca kaca yang memantulkan birunya langit dan kolam di sekitarnya. Dinding luar perpustakaan ini dibuat dari granit dari Aswan, dan menyiratkan simbol 120 manuskrip yang berbeda. Sementara ruang ruang perpustkaannya sendiri sangat luas, bisa menampung hingga 2000 orang bersamaan. Disini banyak terdapat buku buku langka, sumbangan dari pemerintah Italia, maupun kumpulan manuskrip kuno Mesir sendiri. Terdapat juga Alquran dari era awal Islam, dan kain yang melingkupi Ka'bah dengan ornamennya (kiswa). Selain area perpustakaan, terdapat juga planetarium, tempat anak anak menonton film astronomi ataupun belajar perbintangan. Atapnya berbentuk seperti bola raksasa berwarna gelap. Dan dihalaman perpustakaan ini, terdapat patung kepala Alexander the Great, Iskandar yang Agung. Sang Pioneer, yang sangat cerdas, penakluk, bijaksana. Seorang murid Aristoteles. sumber sejarah: www.sacred-destination.com, wikipedia, ensiklopedia egypt Ya sudah, Salam Kompasiana!



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline