Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Menggugat 'Keulamaan' Petinggi MUI: Ditunggangi Kepentingan Politik?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1395043225455435461

[caption id="attachment_326949" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption]

Kemarin ketika bertemu dengan teman, kami ngobrol ngalur ngidul soal politik, terus masalah MUI. Karena dia bekerja di sebuah perusahaan, kami jadi nyerempet soal sertifikasi Halal. Tetapi bukan itu yang mengusik saya, karena kalo itu kan sudah lama dibahas. Tetapi pernyataannya, yang mempertanyakan keulamaan Pak Amidhan, petinggi MUI.

Kemudian dia menunjukkan link di FB, dari Akhmad Sahal mengenai siapa petinggi MUI yang 'menguasai' kebijakan MUI. Apakah mereka ulama? Dalam arti memiliki background pengusaan ilmu-ilmu Islam?

Saya kaget ketika mengetahui bahwa petinggi MUI yang bernama Amidhan Saberah ternyata bukan ulama,bukan utusan ormas,baik NU maupun MUhammadyah. Tetapi dia mantan Dirjen Kemenag yang ketika pensiun 'ditempatkan' oleh Menteri Agama ketika itu, Tarmizi Taher di MUI. Jadi dia itu birokrat yang sudah pensiun. Di MUI, dia tidak pernah pensiun, karena sudah jadi petinggi selama 25 tahun di MUI ini. Jabatan seumur hidup?

Kemudian, ketika saya sampaikan ini diFB, ternyata beberapa teman juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu:

1. Sekjen MUI (Ichwan Syam) ternyata adalah calon legislatif dari Golkar, jadi merupakan politisi. Dia akan bertarung di dapil Jawa Tengah.

2. Bendahara MUI (Chairunnisa),  yang tertangkapKPK, juga merupakan politisi Golkar

3. Kemudian, politisi Golkar, Slamet Effendi Yusuf, juga masuk ke MUI sebagai petinggi disini.

Dan ditambahkan juga oleh teman di FB, ketua MUI Jawa Tengah, seorang dokter, jadi bukan seorang ulama yang mengusai ilmu-ilmu agama. Padahal penguasaan ilmu agama Islam itu luas banget, dan mesti sekolah yang benar, pesantren, sekolah agama, kalau perlu jebolan Gontor,  atau sekalian Al Azhar. Itu baru kompeten.

Yang mengerikan, dari analisa Akhmad Sahal itu, dia menengarai, keputusan MUI ditentukan oleh 3 orang petingginya ini, yaitu Amidhan Saberah, Ichwan Syam, dan Ma'ruf Amin. Mereka bertigalah penguasa sesungguhnya di MUI. Dan dua diantaranya, pak Amidhan dan Ma'ruf Amin, sudah sangat sepuh, sehingga saya heran ketika pak Amdhan masih menjabat sebagai ketua lembaga sertifikasi Halal. Tanda tangan pak Amidhan dan Ichwan Syam (Sekjen) ini yang terdapat di label Halal.

Saya khawatir, MUI memang sekedar jadi lembaga 'buangan' pensiun yang tidak ingin mengalami 'post power syindrom'. Atau malah ditinggangi kepentingan politik tertentu, karena ternyata petingginya dari parpol tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline