Selama wara-wiri ke kementrian untuk rapat, satu hal yang suka menjadi perhatianku adalah tidak adanya peta Indonesia di gedung kementrian. Ini sepanjang yang kuliat ya, di Kementrian Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, Informasi, Kesehatan, Perikanan dan Kelautan, juga di BPOM. Bahkan di gedung DPR juga gak ada (paling tidak yang pernah tak datangi, gedung Nusantara).
Kenapa ya? Padahal kegunaan peta Indonesia itu sangat penting. Paling tidak, urgensi keberadaan peta Indonesia di kantor-kantor kementrian adalah:
1. Kesadaran tanggung jawab
Bisa melihat betapa beratnya tanggung jawab pihak terkait terhadap rakyat Indonesia. Peta yang terdiri dari ribuan pulau menggambarkan inilah Indonesia dengan ratusan juta penduduknya (pasar terbesar no.4 dunia), ratusan etnik, kekayaan alam yang luar biasa, yang unik di setiap daerah.
2. Kondisi awal untuk memetakan masalah
Peta bisa diwarnai dengan kondisi sesuai tanggung jawab kementrian terkait. Jadi dengan peta Indonesia ini, bisa kelihatan mana daerah dengan nelayan paling miskin, petani paling rentan, kondisi sosial paling rawan, daerah yang masih gelap (belum teraliri listrik), infrastruktur paling rusak atau malah tidak ada, daerah terisolasi belum ada jalan, gak ada sekolah, pelayanan kesehatan gak ada, pulau terluar, dan seterusnya.Tentu tidak semuanya 'diwarnai' atau ditandai' di peta itu, ntar bingung donk, hehee. Hanya yang terkait otoritas kementriannya saja.
Peta juga bisa menunjukkan kekayaan alam ataupun yang masih potensi terkait kementrian tersebut. Seperti yang pernah saya lihat di SKK Migas, dimana dari peta itu saya baru tau kalau hampir semua wilayah Indonesia mempunyai sumber migas.
3. Progress Intervensi Program
Peta juga bisa menggambarkan progres jika pemerintah telah melakukan intervensi program di suatu wilayah. Jadi kelihatan, apakah terjadi peningkatan pendapatan, kehidupan sosial di wilayah tersebut? Ataukah infrastruktur telah membaik?
Nah ini dia. Saya curiga, gak ada peta ini jangan-jangan alokasi APBN memang kebanyakan bukan untuk intervensi program, tetapi sekedar rapat mulu di hotel, jalan-jalan ke luar negri, dan lain-lain yang tidak terkait dengan peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia.
4. Membangkitkan nasionalisme