Lihat ke Halaman Asli

Ilya Ainur

Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

Bangunan Itu Belum Jadi

Diperbarui: 22 November 2018   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Di setiap pagi banyak orang yang mengadu nasib mereka. Mereka bersemangat bangun pagi untuk hadapi hari panjang menuju malam. Dengan segala asa dan rasa mereka mencoba bangun dari tidur lelap sepanjang malam.

Jika tidak begitu lalu akan seperti apa mereka hadapi kehidupan yang semua tau terkadang hidup ini keras untuk sebagian orang, terkadang hidup ini amat manis bagi sebagian orang, terkadang juga mereka ada yang menghadapinya dengan bahagia bahkan melaluinya dengan duka. 

Kata orang sih hidup itu pilihan, pilihan itu ada ditangan kita. Akan seperti apa kita menyikapi ketidak enakan dalam hidup menjadi sesuatu yang amat menyenangkan. Pun bagaimana kita menyikapi hidup yang penuh dengan keenakan menjadi sesuatu yang menyeramkan. 

Semua manusia dibekali dengan berbagai jutaan bekal untuk hidup mereka. Mereka diberikan pondasi hidup oleh Tuhan dengan cara menitipkan kita kepada orangtua yang akan kelak membesarkan kita. Kita polos bagaikan kertas putih, kosong tak ada apa-apa nya. 

Lalu kita tumbuh dan berkembang dengan berbagai terpaan ujian, cobaan dalam hidup. Lalu kita menjalani hidup yang ada di depan mata kita. 

Kita polesi kertas polos kosong bersih itu menjadi sebuah lukisan, ada yang melukis bangunan megah ada yang hanya melukis sesuatu yang sederhana yang penting kita hidup saja. Hidup untuk melanjutkan ke kehidupan selanjutnya. 

Teringat kepada seorang ibu penjual kueh gemblong di padatnya kota Bandung (yang nanti kisahnya akan aku bagikan khusus). Dia bilang "bahwa semua manusia itu secara lahiriyah nya sama. 

Sama-sama lahir ke dunia dengan kondisi yang sama. Saya memang berbeda dengan mereka yang serba ada. Saya hidup dengan berbagai kesulitan dalam hidup. 

Sedangkan mereka hidup dengan segala kemegahan, keberadaan untuk hidupnya. Akan tetapi ingatlah wahai kalian anak adam sejatinya kita hidup hanya untuk menuju ke kehidupan yang sejatinya, sebenar-benarnya kehidupan. 

Maka jangan sombong kamu berjalan, berlagak serasa seluruh dunia dan alam semesta adalah milik kamu semua. Cobaan saya memang berat untuk bertahan hidup. 

Namun cobaan kalian lebih berat yakni bagaimana harta yang telah kalian miliki akan kalian gunakan untuk hanya kesenangan duniawi, kesenangan diri sendiri tanpa mampu untuk memberikan kehidupan pada orang yang membutuhkan kehidupan ". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline