[caption id="" align="alignnone" width="670" caption="Ilustrasi : http://muslimbillionaire.com/"][/caption]
Suatu hari, sebut saja Bejo yang sehari-hari kerja menarik becak tiba-tiba tersenyum manis bak manisan jengkol campur pete ketika membaca selebaran acara seminar yang bertemakan "Cara Jitu Cepat Kaya".
Harga tiket pun terbilang cukup fantastis dan wow untuk ukuran ekonomi Bejo yang berprofesi sebagai tukang becak, yaitu sebesar Rp.5.000.000, saja (WoW juga deh).
Karena ingin menjadi kaya, Bejo pun mencoba menggadaikan becak warisan mertua satu-satunya. Namun, tidak satu pun juragan mau menerima gadaian Bejo, tapi ada satu juragan yang bersedia, itu pun harus jual beli. Saking udah ngebetnya pengen kaya dalam waktu dekat, Bejo pun diam-diam menjual tanpa sepengetahuan mertuanya yang sudah tiada.
Tiket pun dibelinya, hari "H" pun tiba, seminar pun dihadiri 200 orang yang mana memang minimal harus 200 orang yang hadir sebagai syarat terlaksananya seminar tersebut.
Pembicara seminar yang sekaligus host (irit biaya) pun berdiri di atas panggung lengkap dengan jas ala exekutif muda yang terlihat sukses, dan tak perlu panjang-panjang berbicara, beliau pun langsung ke inti pembicaraan.
"Cara jitu cepat kaya yaitu, adakan seminar seperti ini, seperti saya melakukannya" tukasnya singkat.
Bejo dan 199 lainnya yang hadir, hanya bisa bengong nan melompong. Dengan sikap optimis, Bejo masih harap-harap apa yang akan dibicarakan host sekaligus pembicara dan motivator itu memberi ilmu agar cepat kaya.
"Baiklah hadirin, saya akan mencoba menguraikan hasil dari acara seminar ini." sang motivator pun mulai berbicara lagi. "setiap hadirin yang datang kemari masing-masing saya kenakan biaya tiket Rp.5.000.000, dikalikan 200 hadirin maka akan menghasilkan Rp.1 milyar. Dikurangi biaya sewa gedung 1 hari sebesar Rp.30.000.000, dan biaya cetak tiket dan iklan selebaran dan biaya-biaya tak terduga lainnya, kita totalkan saja Rp.200.000.000, maka saya akan mendapatkan laba senilai Rp.800.000.000" urai sang motivator dengan wajah cerah nan mempesona.
Secara matematis, Bejo percaya dan yakin jika apa yang diucapkan pembicara diseminar itu dilaksanakan, otomatis peluang untuk kaya begitu cepat. "wah, mantap juga nih. Gak usah harus 200 peserta, sepertinya bisa saya laksanakan, buatlah 100 peserta, saya udah meraup untung yang lumayan" gumamnya dalam hati.
Sehari setelah seminar, mulai lah Bejo berpikir untuk mendapatkan modal untuk mencetak selebaran serta pasang iklan di koran-koran termasuk di radio-radio yang ada di kotanya. Lagi-lagi Bejo hendak menggadaikan harta peninggalan (kali ini) orang tuanya yaitu rumah satu-satunya.