Lihat ke Halaman Asli

Ilmu Tanah UNEJ

Soil Biodiversity and Fertility

Kurangi Ketergantungan Pupuk, Mahasiswa KKN UNEJ Bersama Petani Ciptakan Produk PGPR

Diperbarui: 9 September 2023   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk PGPR dan BIOSTIMULAN [Dokumentasi Pribadi]

Kelangkaan pupuk telah menjadi salah satu isu yang semakin serius di seluruh berbagai daerah, tak terkecuali di Desa Gumukmas Kabupaten Jember. Kekurangan pupuk yang semakin meluas tentu disebabkan beberapa faktor seperti meningkatnya permintaan, gangguan dalam rantai pasok, dan isu-isu berkaitan dengan pengeluaran bahan mentah. Akibatnya, harga pupuk telah melonjak tinggi, menjadikannya sulit diakses oleh petani yang bergantung pada pupuk kimia guna meningkatkan hasil pertanian mereka.

Kesulitan dalam mendapatkan pupuk bnyak menimbulkan ketegangan di kalangan petani. Banyak petani merasa tertekan kerana mereka tidak mampu untuk membeli pupuk yang diperlukan untuk menyuburkan tanah dan memaksimalkan hasil pertanian mereka. Tentunya hal tersebut, berpotensi mengakibatkan penurunan hasil, merugikan pendapatan petani, dan pada akhirnya mengancam ketahanan pangan.

Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa KKN program studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jember berinisiatif membuat suatu produk-produk pemacu pertumbuhan tanaman dan penyubur tanah. Produk tersebut merupakan produk PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobium) dan juga produk Biostimulan.  Kedua produk tersebut dibuat dari limbah-limbah pertanian lokal yang telah dilakukan uji sebelumnya oleh beberapa petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mulyo Desa Gumukmas Kecamatan Jember.

PGPR adalah kelompok bakteri menguntungkan yang mengkolonisasi rizosfir (lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran).Pengaruh PGPR secara langsung adalah menyediakan dan memobilisasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah. Selain itu juga berperan dalam sintesis dan pengontrolan konsentrasi berbagai hormon pemacu pertumbuhan tanaman. 

Produk yang dibuat bersama kelompok tani Gumukmas diberi nama "TM Booster" yang merupakan jenis PGPR dan "Mulya Plus" sebagai produk biostimulan.  Kedua produk tersebut merupakan hasil formulasi yang didasarkan oleh riset bersama mahasiswa di program studi Ilmu Tanah oleh kelompok riset SBF (Soil Biodiversity and Fertility).  Selama kurang lebih tiga bulan lamanya produk difermentasi dari bahan-bahan yang bersumber dari limbah pertanian lokal dimana ketersediaan bahan baku tersebut sangat melimpah. Hal ini menjadikan desa ini sangat potensial untuk memproduksi produk tersebut secara masal, karena bahan baku yang disediakan gratis.

Mulya Plus dan TM Booster [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

[Sumber: dokumentasi pribadi]

"Kegiatan ini merupakan tahap inisiasi awal, kedepannya kami akan membuat produk ini dapat dijual secara online sehingga secara tidak langsung kelompok tani mendapatkan manfaat dari hasil penjualan produk ini", ujar Anjar Maharani sebagai ketua KKN.

Kegiatan lainnya juga dilaksanakan dalam bentuk penelitian yang sedang berlangsung yakni mengevaluasi status kesuburan tanah di lahan milik kelompok tani, sehingga dari hasil penelitian ini harapannya didapatkan status unsur hara dan dosis rekomendasi pemupukan yang lebih efisien bagi para petani setempat.

[Reporter: Ike Ratna]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline