Lihat ke Halaman Asli

Jalanan Masa Depan

Diperbarui: 6 April 2016   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image by : HerizkArt"]
[/caption]Berjalan terus ku berjalan. Lelah ku mendaki. Tapi keharusan mengikutiku. Sekali-kali terdapati langkah yang teduh, dan melangkah pelan sejenak untuk bernafas. Sekali-kali terdapati langkah berat, panas dan tak satupun rindang menghampiri.

Masih jauh tujuan langkahku. Satu persatu tertinggal bekas sepatu yang aku kenakan. Hanya bayangan yang selalu setia menemani. Bayangan yang tak pernah mengeluh akan egoku, tak pernah terlihat letih mengikutiku, tak pernah sekali pun pergi walau hujan menyelimuti.

Senyuman, caci maki, tertawaan, tangisan, atau bahkan lirikan sinis yang ku temui. Silahkan, tapi ku tak akan berhenti dan tak akan pernah berbalik badan untuk langkah menurun. Senyumku, tawaku, dan tulusku akan selalu ada. Tak perlu kau khawatirkan senyumku yang akan hilang. Jatuhku masa lalu, tangisku masa lalu, keluh kesah ku juga bagian masa lalu. Tapi tangan ini akan selalu terbuka untuk masa depan.

Saat kau terjatuh dan tanpa kau minta, tangan ini akan mengulur padamu mengangkat kembali keputus asaanmu untuk sebuah impian dan kepercayaan yang telah hilang. Percayalah, melalui tangan ini masa depan akan kembali. Genggamlah tangan ku dan berjalanlah bersama ku. Jadilah bayangan dan kerikil sepanjang jalan yang akan ku lalui. Tak hanya aku, tapi kita.

Bersiap lah, tak hanya ada kita di jalanan ini. Tapi sejuta manusia dengan keputusan yang berwarna. Tak hanya kerikil yang akan kau temui. Tapi pasir, dedaunan, rumput, bahkan udara yang kau hirup. Tersenyumlah…

 

Written by: Kamil




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline