Lihat ke Halaman Asli

Sang Pengabdi yang Terabaikan

Diperbarui: 11 Maret 2018   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: rebanas.com

Sang Pengabdi Yang Terabaikan

Seorang guru adalah ladang ilmu yang mengajarkan dan mendidik kita dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Tanpa mengharapkan balas jasa atau mengharap penghargaan. Namun beliau dengan gigih dan penuh kasih mengajarkan kita apa arti kehidupan yang sebenarnya. Beliau tidak pernah mengeluh apalagi merasa lelah karena mereka melakukan pekerjaanya dengan lillah.

Mayoritas orang awam menganggap remeh, bahkan memandang sebelah mata pekerjaan seorang guru. Sebab mereka tidak mengerti hakikat pekerjaan guru yang sebenarnya, mereka hanya melihat dari sisi luarnya saja tanpa melihat apa yang telah dikerjakan, dipersiapkan, diperjuangkan dan dikorbankan oleh seorang guru. Kerap kali para guru harus mengorbankan banyak hal demi kepentingan anak didiknya. 

Bahkan tidak jarang dari mereka rela mengorbankan kepentingan pribadinya demi memperjuangkan pendidikan. Jasa beliau tidak dapat dipandang ringan, karena bukan hanya ilmu pengetahuan yang mereka ajarkan, tapi  belajar keikhlasan dan juga ketulusan. Beliau mengajarkan untuk rela berjuang tanpa dipandang, rela berkorban tanpa menuntut balasan, dan rela mengabdi tanpa harus dihormati.

Sungguh miris kehidupan seorang guru, mereka harus berjuang keras hingga seluruh tenaga dan pikirannya terkuras, demi sebutir beras, untuk bertahan hidup dalam kehidupan yang ganas,walau harus menghadapi kaum penindas. Selain itu, menjadi seorang guru bukan hanya sekedar pekerjaan, tapi seorang guru adalah pelukis masa depan. 

Beliau bertarung melawan kebodohan demi mewujudkan cita-cita dan secercah harapan. Tanpa mengharap imbalan dan balasan, beliau dengan ikhlas membimbing dan mengajarkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan.

Guru, jasamu tidak dapat diukur dengan uang atau bahkan dengan butiran pasir dilautan. Engkau adalah malaikat yang diutuskan tuhan untuk membebaskan kami dari ketertinggalan. Menciptakan generasi emas yang kaya dengan keilmuan dan menjunjung tinggi norma kesusilaan. Biarkan namamu kan selalu ku kenang, di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, sebagai pahlawan pewujud masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline