Lihat ke Halaman Asli

Kanvas yang Terkoyak

Diperbarui: 12 Agustus 2024   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kanvas yang terkoyak https://www.istockphoto.com/

Kanvas yang Terkoyak

Aisyah menghilang dari kehidupan Arman tanpa jejak. Dia meninggalkan segala kenangan indah mereka dan kembali ke dunianya yang sunyi. Di tempat yang jauh dari keramaian, Aisyah terus melukis, mencurahkan segala rasa sakit dan kerinduan dalam setiap goresan kuasnya. Warna bahagia dan warna duka berbaur di lembar kanvas kehidupannya, bercerita tentang alur dunia fana yang penuh dengan liku-liku.

Di sebuah galeri seni yang riuh, seorang perempuan duduk di sudut ruangan, memandang lukisan-lukisannya yang terpajang dengan penuh harapan dan kekhawatiran. Namanya adalah Aisyah, seorang pelukis yang memiliki bakat luar biasa, seorang perempuan yang duduk tenang di kursi roda. Di balik karya-karyanya yang menakjubkan  kesunyian  dan kesendirian telah menjadi teman setia.

Di malam gelap penuh bintang itu, pameran lukisan Aisyah menarik banyak perhatian. Setiap lukisan memancarkan emosi yang mendalam, seakan-akan berbicara langsung kepada siapa pun yang melihatnya. Di tengah kerumunan, seorang laki-laki berdiri terpaku di depan salah satu lukisan Aisyah. Dia adalah Arman, seorang direktur perusahaan besar yang tak diragukan lagi.

Saat netranya menatap pada lukisan itu, hatinya langsung berdebar. Seperti batu karang yang dihempas ombak lautan. Ada sesuatu misteri dalam goresan kuas Aisyah dan Arman jatuh hati pada pandangan pertama.

"Siapa pelukisnya?" tanya Arman kepada kurator galeri.

Kurator mengarahkan pandangannya ke arah Aisyah yang masih duduk diam sendiri di sudut ruangan. Arman pun melangkah tegap mendekati Aisyah dengan hati yang penuh dengan rasa penasaran dan kekaguman. Ketika kedua bola mata  mereka bersua, Aisyah merasa seolah-olah dunia berhenti sejenak. Dalam tatapan itu, ada keheningan yang meresap hingga ke relung hatinya, seakan waktu memberi mereka momen yang abadi. Aura Arman yang lembut mengalir seperti aliran sungai yang tenang membuatnya merasa istimewa.

Mereka pun saling berkenalan, hubungan mereka semakin lama semakin dekat dan mulailaih tumbuh benih-benih cinta di hati Arman. Setiap hari mereka saling bertukar cerita dan tawa, membuat hubungan mereka semakin hangat dan penuh asmara. Arman merasa bahwa setiap momen yang dihabiskan bersama adalah sesuatu yang sangat berharga. Ia terlihat seperti tengah menyerap kedamaian dunia dalam setiap helaan napas.

Arman tidak peduli dengan kekurangan Aisyah. Baginya, cinta sejati adalah menerima seseorang apa adanya. Namun, Aisyah sadar bahwa dirinya tidak sepadan dengan Arman. Dia hanyalah seorang perempuan biasa dengan segala keterbatasan dan latar belakang yang sederhana. Di sisi lain, Arman adalah seorang direktur sukses dengan keluarga yang terpandang.

Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan-jalan di taman, Arman memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan hati berdebar-debar, Arman berkata, "Aku rasa aku sudah jatuh cinta padamu, Aisyah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline