Lihat ke Halaman Asli

Ilma Susi

Pegiat Literasi

Tingginya Kasus Sifilis Anak, Buah Demokrasi Kapitalisme

Diperbarui: 27 Juni 2023   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image : Menpan.go.id

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan fakta terbaru kasus penyakit menular seksual (PMS) di Indonesia. Angkanya bikin mata kita terbelalak!

Jubir Kemenkes, dr. Mohammad Syahril menyebut ada tiga penyakt menular seksual yang paling berisiko menjangkiti anak, yakni human immunodeficiency virus (HIV), sifilis (raja singa), dan hepatitis B. Menurutnya, khusus sifilis dalam kurun waktu lima tahun terakhir, (2018- 2022) terjadi  peningkatan kasus sifilis hingga 70%."Dari 12 ribu kasus menjadi 21 ribu kasus saat ini," ungkapnya, dalam konferensi pers daring pada Senin 8-5-2023. (MuslimahNews,18/06/2003)

Mengerikan

Ada tiga kemungkinan seorang anak bisa tertular penyakit menular seksual, yakni saat dalam kandungan, saat proses melahirkan, dan saat proses menyusui. Ketiganya  berasal dari jalur ibu. Menurut pengamat masalah perempuan, keluarga, dan generasi dr. Arum Harjanti mengatakan, ini sungguh mengerikan.

"Sungguh mengerikan, anak tertular penyakit infeksi menular seksual. Mirisnya, penularan pada anak dari jalur ibu ke anak mencapai prosentase tertinggi, bahkan mencapai angka 80%," ungkapnya kepada MNews Kamis (18-5-2023).

Data kasus sifilis yang menimpa anak di atas mengonfirmasi bahwa, ada banyak ibu yang menderita infeksi sifilis. Tingginya kasus ini juga menggambarkan tentang rusaknya kehidupan masyarakat saat ini, sehingga anak yang tak bersalah ini menjadi korban perilaku buruk orang tuanya sendiri. Mengingat bahwa sifilis merupakan penyakit menular seksual (PMS), maka tergambar jelas adanya praktek free sex di tengah masyarakat.

Seks bebas lahir dari kebebasan bertingkah laku yangvpangkalnya adalah dijadikannya  demokrasi kapitalis sekular sebagai sistem kehidupan. Sekularisme yang ada telah membuat individu bebas berbuat dan bertingkahlaku , hanya demi mengejar kenikmatan duniawi yang  bersifat sesaat. Ide kebebasan ini membuat mereka cenderung mengabaikan kehidupan di akhirat. Sememtara masyarakat yang ada dalam sistem ini cenderung bersifat indivisualis. Mereka lebih memilih cuek daripada melakukan kritik dan amar makruf nahi minkar.

Demokrasi Versus Sistem Islam

Demokrasi tidak sama dengan musyawarah. Musyawarah dalam perkara yang mubah dianjurkan dalam ajaran Islam,  sementara demokrasi menjadikan akal sebagai penentu dalam membuat aturan. Demokrasi yang sifatnya sekuler ini menolak  peran agama dalam kehidupan berpolitik sehingga seringkali  aturan yang lahir darnya bertentangan dengan aturan agama. 

Dalam demokrasi kapitalis, agama dibatasi perannya hanya sebatas pengatur dalam urusan privat, sementara dalam  kehidupan bermasyarakat steril dari peran agama. Akibatnya masyarakat menjadi rusak. Individu, termasuk orang tua menjadi cuek dan  tidak peduli lagi dengan risiko penyakit yang dideritanya. Hal itu bisa terjadi karena mereka hanya memburu kenikmatan duniawi. Bahkan  lebih miris saat lagi saat ibu abai dengan bahaya yang mengancam buah hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline