Kembali, dunia artis dilekati kasus penyalahgunaan narkoba. Revaldo Fifaldi Surya Permana ditangkap polisi lagi karena penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu dan ganja. (Republika, 10/1/2023). Pemeran Rangga yang bermain dengan apik dalam sinetron Ada Apa dengan Cinta (AADC) ini tak ada kapoknya. Terbukti kini ia mengulangi tindak tercela itu. Nyata bahwa jerat narkoba begitu kuat bagi penggunanya.
Sebelumnya, sederet artis juga terbukti pernah menyalahgunakan narkoba. Bagi mereka, narkoba seolah telah menjadi kebutuhan. Meski sudah pernah diciduk dan dikurung, mereka tetap mengonsumsinya lagi dan lagi. Sistem sanksi yang ada tidak cukup efektif membuat mereka jera.
Ramainya penyalahgunaan narkoba di kalangan artis cerminan maraknya peredaran barang haram ini di tengah masyarakat. Ironis, meski mayoritas penduduknya adalah muslim, ternyata negeri ini justru menjadi pasar bagi distribusi narkoba, bahkan menjadi produsennya. Pada 14 Januari lalu polisi menggerebek pabrik sabu berbentuk liquid vape di Jalan Melati Nomor 19, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. (Viva.co.id)
Penghancur Kaum Muda
Sabu cair merupakan narkoba jenis baru yang menyasar kaum muda. Sabu jenis ini dikonsumsi dengan dicampur ke dalam kopi atau cairan rokok elektronik (vape). Dengan demikian, sasarannya adalah anak-anak muda yang sering mengisap vape. Hal ini sangat berbahaya karena narkoba merusak mental, fisik dan psikis bagi penggunanya. Seringkali, pengguna narkoba bertindak kriminal.
Narkoba merupakan monster yang menakutkan. Dengan daya destruktif yang luar biasa terbayang betapa hancurnya generasi muda jika barang haram ini terlah menjeratnya. Fisik dan akal menjadi rusak, sementara psikis mereka juga menjadi sakit. Sungguh kontra produktif dengan posisi kaum muda sebagai pemegang estafet kepemimpinan masa depan.
Sangat disayangkan, kaum pemuda ini menjadi sasaran penghancuran generasi muda, termasuk pemuda muslim. Musuh islam menyadari potensi kehancuran bagi mereka. Bila hancur lebur melanda kaum muda, mereka tidak bisa menjadi garda terdepan perjuangan Islam. Generasi yang teler telah disiapkan guna menghadang kebangkitan umat islam. Kebangkitan islam dipandang sebagai ancaman bagi eksisnye ideologi kapotalisme. Gegara narkoba, generasi muda muslim menjadi lemah dan rusak. Jangankan memikirkan problem umat yang kompleks, persoalan dirinya saja tidak kelar untuk mereka selesaikan.
Mispersepsi
Maraknya penyalahgunaan narkoba di tengah generasi muda berangkat dari persepsi yang salah terhadap benda haram itu. Padahal, setiap muslim wajib menjadikan halal dan haram sebagai tolok ukur dalam perbuatan, termasuk memilih makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi.
Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Baqarah: 168, "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."
Hadis dari Ummu Salamah, ia berkata, "Rasulullah saw. melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)." (HR Abu Daud Nomor 3686 dan Ahmad 6: 309).