Lihat ke Halaman Asli

Ilma Putrii

Mahasiswa

Nursing Home Clinical System

Diperbarui: 31 Oktober 2023   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setiap individu pasti menginginkan kehidupan yang damai dan sejahtera sepanjang hidupnya, kita sebagai manusia pasti memiliki tujuan dan keinginan sendiri untuk mencapai kedamaian itu. Keinginan tersebut dapat direalisasikan jika didukung dengan kualitas hidup yang baik sehingga pertumbuhan usia harapan hidup yang semakin meningkat akan berdampak pada jumlah lanjut usia tiap tahunnya. Lansia adalah seseorang yang sudah memasuki usia diatas 60 tahun. Sentani (2021) menjelaskan bahwa harapan usia mengacu pada jumlah rata – rata usia yang diperkirakan pada individu atas dasar angka kematian yang terjadi pada masa tersebut.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), Hasto Wardoyo (kepala BKKBN) menyebutkan pada tahun 2015 presentase penduduk lanjut usia sebesar 9% lalu meningkat menjadi 10,8% pada tahun 2021. Dan angka tersebut diperkirakan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 % pada tahun 2045 (Wardoyo, 2022). Peningkatan penduduk lansia disebabkan karena tingkat sosial ekonomi masyarakat meningkat, kemajuan pelayanan kesehatan dan juga tingginya usia harapan hidup. Menurut data Badan Pusat Statistik usia harapan hidup di Indonesia selama periode 2010 -2015 ada di 70 tahun dan pada tahun 2020 ada di 70 – 73,46 tahun.

Kemajuan pelayanan kesehatan juga berdampak pada meningkatnya penduduk lansia karena dengan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai maka pemeliharaan dan pelayanan kesehatan lansia bisa dimaksimalkan agar para lansia dapat merasakan hidup sehat dan lebih produktif. Kemajuan pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan perkembangan teknologi informasi di jaman modern. Peranan teknologi ini sangat memudahkan manusia untuk mengakses atau mendapatkan informasi dari manapun, dan pastinya memudahkan kita sebagai perawat untuk mengakses data informasi pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi disertai dengan pendokumentasian yang baik dan efektif. Tetapi perkembangan teknologi informasi di Indonesia sendiri belum digunakan secara optimal, terlihat dengan masih banyaknya perawat yang melakukan pendokumentasian secara manual dan konvensional (Putra, 2019).

  • Definisi Nursing Home

Panti jompo atau dalam Bahasa Inggris Nursing Home menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sarana atau tempat merawat dan berkumpulnya orang – orang lanjut usia ataupun orang tua yang dititipkan oleh keluarganya untuk diurus segala keperluan dan kebutuhannya. Bisa juga didefinisikan sebagai sebuah sarana bersama yang diperuntukan bagi seseorang dalam keadaan sehat namun memerlukan banyak bantuan orang lain untuk menjalankan kehidupan sehari - harinya. Nursing Home juga disebut sebagai rumah peristirahatan, yang berarti rumah perawatan jangka panjang.  Departemen sosial RI menyatakan panti jompo sebagai suatu tempat atau hunian untuk para lansia yang terlantar ataupun yang berkeinginan sendiri untuk tinggal di panti jompo dengan memberikan pelayanan sehingga mereka akan merasa nyaman, aman dan damai di masa tua nya (Handayani, 2015).

Handayani (2015) menyebutkan fungsi panti jompo secara umum :

  • Memberikan rasa nyaman dan aman pada lansia untuk menjalani hari tuanya dengan sehat dan mandiri.
  • Memenuhi kebutuhan pokok lansia sebagai pusat pelayanan kesejahteraan.
  • Memberikan suatu hunian berupa bangunan dan memberikan kesempatan bagi para lansia untuk melakukan aktivitas – aktivitas sosial-rekreasi.

Rasa nyaman dan aman dapat diwujudkan apabila para tenaga kesehatan yang melayani mempunyai jiwa simpati dan caring yang tinggi. Seperti memperhatikan gerak-gerik lansia, kondisi fisik atau mental lansia, memandikan lansia, dan menyuapi lansia apabila pasien tersebut sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri. Selain itu fasilitas dan penyediaan lingkungan pada panti jompo harus disesuaikan agar tidak membahayakan keselamatan lansia. Misalkan menyediakan penunjuk arah di setiap koridor agar mempermudah lansia untuk menuju ke suatu tempat tanpa kebingungan, lalu pemasangan handrail atau pegangan di setiap koridor dapat membantu lansia untuk berjalan dan beraktivitas normal tanpa bantuan dan mengurangi risiko lansia jatuh (Handayani, 2015).

  • Siapa yang tinggal di Nursing Home

Nursing Home atau panti jompo sebagai hunian bagi individu yang membutuhkan pelayanan khusus atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kebanyakan penghuni panti jompo ialah orang tua yang sudah berusia lanjut dan tidak memiliki keluarga yang mampu untuk merawatnya ataupun orang tua yang memang dititip karena keluarganya sibuk bekerja. Lanjut usia adalah tahap lanjut dari penuaan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan ditandai oleh kegagalan mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis (Putri, 2019).

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia menyebutkan seseorang dianggap lansia apabila orang tersebut sudah mencapai usia diatas 60 tahun. Menurut World Health Organization (WHO) (2016) lansia adalah sekelompok orang dewasa yang berusia 60 tahun atau lebih. Terdapat 4 tahapan lanjut usia menurut WHO, yaitu :

  • Usia pertengahan (middle age), mulai dari usia 45-59 tahun.
  • Lanjut usia (eldery), mulai dari usia 60-74 tahun.
  • Lanjut usia tua (old), mulai dari dia 75-90 tahun.
  • Usia sangat tua (very old), usia lebih dari 90 tahun.

Saat seseorang mencapai tahap lanjut usia, mereka akan menghadapi beberapa masalah dan kesulitan. Lansia akan mengalami berbagai perubahan pada dirinya, seperti perubahan fisik, psikologis, dan sosial (Andanawarih, 2018). Dari berbagai perubahan itulah yang menjadi alasan lansia tinggal di Nursing Home atau panti jompo. Sebagian besar lansia yang tinggal di panti jompo ialah karena tidak mempunyai anak sebab tidak menikah atau memang tidak mempunyai keluarga atau sanak saudara yang bisa menjaga atau merawatnya. Adapun alasan lain yaitu karena lansia perlu pelayanan dan perhatian full selama 24 jam dengan perawatan profesional dan hal itu tidak bisa diberikan oleh keluarga karena mereka sibuk bekerja (Antonius R, 2019).

  • Kelebihan dan kekurangan Nursing Home untuk lansia

Berkembangnya pelayanan di dunia kesehatan menghadirkan berbagai pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, mulai dari posyandu untuk anak kecil sampai panti jompo untuk lansia. Semakin banyak panti untuk para lansia yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap dan memadai, sehingga membuat para lansia nyaman. Hapsari (2021) menyebutkan beberapa kelebihan dari panti jompo yaitu sebagai berikut :

  • Memiliki pelayanan medis tingkat lanjut
  • Menyediakan perawatan lansia yang terampil
  • Perawatan ortopedi
  • Pengobatan untuk gangguan pernapasan
  • Perawatan setelah operasi
  • Terapi antibiotik dan intravena
  • Memudahkan lansia berinteraksi dengan orang lain

Dengan berada di panti jompo para lansia bisa berinteraksi dengan yang seusianya hal ini cukup penting karena agar lansia lebih sehat dan Bahagia. Di panti jompo menghadirkan aktivitas harian yang teratur untuk lansia. Mulai dari bangun pagi, sarapan, senam lansia bersama-sama. Hal tersebut dapat membantu mengurangi rasa bosan. Pelayanan yang di sebutkan di atas merupakan gambaran pelayanan panti wreda pada negara maju. Adapun kekurangan panti jompo yaitu sebagai berikut (Spears, 2017) :

  • Bisa membuat lansia depresi
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline