Lihat ke Halaman Asli

Ilman Naim

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Airlangga

Alternatif Bahan Bakar pada Produksi BBM dari Limbah Ban Bekas Menggunakan Konsep Pirolisis

Diperbarui: 8 Mei 2024   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di Indonesia terdapat 14 industri ban dengan skala nasional dan memproduksi hingga 77 juta unit ban mobil, dan 64 juta unit kendaraan roda dua. Dengan produksi sebanyak itu Indonesia telah mengalami permasalahan tentang limbah ban karet kendaraan bermotor. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2022 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 148.212.865. sedangkan menurut data kementrian perindustrian Indonesia, hingga tahun 2019 total produksi ban karet di Indonesia mencapai 211,49 juta unit untuk ban luar dan 225,13 juta unit untuk ban dalam.

Dengan banyaknya jumlah produksi ban kendaraan oleh industri dan banyaknya kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini memanfaatkan biogas untuk digunakan sebagai bahan bakar pengolahan limbah ban karet dengan menggunakan metode pirolisis yang akan menghasilkan bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang dihasilkan nantinya akan dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar untuk kendaraan bermotor.

Konversi limbah ban karet menjadi bahan bakar minyak adalah daur ulang tersier. Ada beberapa proses dalam mengkonversi limbah ban karet, yaitu: hydro cracking, thermal cracking, dan catalytic cracking. Proses pirolisis termasuk dari proses thermal cracking. Pirolisis adalah proses dekomposisi termal suatu bahan pada suhu yang tinggi tanpa udara atau udara terbatas. Dekomposisi dalam proses pirolisis ini juga biasa disebut devolatilisasi.

Proses hydrocracking dilakukan dengan mereaksikan ban karet dengan hidrogen dalam wadah tertutup dengan pengaduk pada temperatur 423 K sampai 673 K serta tekanan hydrogen 3 sampai 10 MPa. Terdapat katalis yang membantu dalam proses ini antara lain, methyl naphthalene, tetralin dan decalin. Pada proses thermal cracking akan dilakukan pemanasan dengan temperatur 350-500C. proses ini akan menghasilkan gas yang kemudian dikondensasikan menjadi minyak dengan kondensor bertemperatur 21C. Proses terakhir adalah catalytic cracking, proses ini menggunakan katalis untuk mengurangi temperatur dan durasi waktu reaksi saat reaksi perekahan. Dalam proses pirolisis dilakukan dengan memberikan katalis dan tanpa memberikan katalis. Katalis yang diberikan adalah Y zeolite. Pemberian katalis ini menurunkan densitas dari minyak yang diproduksi dengan metode pirolisis.

Limbah ban karet bekas adalah bahan yang digunakan untuk inovasi ini. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan antara lain:

a.      Neraca untuk menimbang massa limbah ban karet bekas.

b.     Thermocouple untuk mengukur suhu reactor serta thermocouple reader.

c.      Biogas yang akan digunakan sebagai pemanas reaktor.

d.     Stopwatch untuk menghitung lamanya waktu pembakaran.

e.      Reaktor yang digunakan untuk pirolisis adalah reactor berbahan stainless berdiameter 30cm dan tinggi 40cm yang diisolasi menggunakan glasswool dan alumunium foil.

Reaktor pirolisis yang digunakan untuk memproses limbah ban karet bekas menjadi bahan bakar minyak menggunakan pemanas reactor oleh biogas, unit pendingin yang terbuat dari tembaga untuk mempercepat pendinginan dan tabung tempat menampung minyak hasil pirolisis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline