Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Ucapan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengucapkannya laksanapasir putih yang berbisik pada buih di lautan

Sendu, lembut, tak terasa, namun ada

Membahana di seluruh sanubariku

Namun tak terdengar tenggelam oleh sayup-sayup kebingaran dunia

Aku mengucapkannya pada angin yang berhembus di sekitarku

Menyatu dan terbang menjadi partikel-partikel kecil bersama udara

Berharap kelak udara itu kau hirup

Dan membekas di hatimu yang terdalam

Bukan karena aku takut atau tak yakin dengan hatiku

Namun karena aku tak tahu cara lain mengungkapkannya

Ucapanku ini tak sebanding dengan semesta yang memujamu

Maka, aku pun memilih melenggang pergi

Mengucapkannya sesederhana mungkin meski ku tahu kau tak akan pernah tahu

Kesederhanaan itu yang membuat rasaku berbeda dari lainnya untukmu

Puisi ini satu-satunya jalanku menuju hatimu

Membentangkan jalan setapak menuju pelukanmu

Sebuah impian semu yang tak pernah ada

Goresan harap yang tak pernah punya makna

Rangkaian kata yang hanya buaian belaka

Namun dengan kekosongan itulah aku bertahan hingga detik ini

Kekosongan yang membunuh, namun sekejap memberikan warna dalam tiap hariku

Aku mengucapkannya

Tapi kau tak pernah tahu

Aku mengatakannya

Tapi kau tak pernah mendengar

Aku pergi

Dan kau pun pergi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline