Lihat ke Halaman Asli

Apa Pun Negeri Ini Tetap Nyaman

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah teman-teman sekalian suka traveling atau jalan-jalan? kalau iya pernahkah teman-teman pergi  ke tempat selain Indonesia atau dengan kata lain pergi keluar negeri? kalau tidak berati sama, karena saya juga tidak pernah hehe tapi saya punya beberapa teman yang sudah pergi kesana ada juga yang "katanya" pernah pergi kesana atauuu yang entah saudaranya, ibunya, bapaknya dan bahkan supirnya pernah kesana, supir? iya supir ya kalau orangnya kaya trus punya supir pribadinya juga pilot kan siapa tau pernah. Yang jelas banyak sekali hal yang bisa kita bilang abnormal jika lagi-lagi kita membahas budaya.

Ibarat orang yang cuma menceritakan baunya makanan oleh seseorang lain yang habis memakakan makanan mahalnya, saya sedikit banyak mendapat beberapa percikan pengalaman yang saya peroleh dari teman saya yang "katanya" itu pernah ke luar negeri, tapi memang benar saja saya selalu terkagum-kagum bahkan sampai detik ini ketika saya diceritakan oleh orang-orang yang pernah menjajakan kakinya kesana, tidak perlu jauh-jauh contoh saja Singapura negara dengan luas hanya 710.2 km2 yang multikultural dengan rakyat yang jumlahnya bertambah pula akan sangat menarik jika kita melihat negara satu ini.

Pertama adalah susah dan mahalnya memiliki mobil disana, di Singapura mobil dibatasi. Harga mobil mahal, masa berlaku mobil hanya 10 tahun, pajak jalan tinggi. Belum ada ERP dimana kalo ngelewatin ruas jalan tertentu harus bayar, parkir mahal, bensin mahal. Susah bener dah kalo mau punya mobil, Indonesia? DP, Kredit, deal, bawa pulang mobil baru, bensin disubsidi pemerintah, harga mobil sangat murah, apalagi ada LCGC, setiap orang bisa punya mobil, mobil lama pun boleh beroprasi, tidak peduli emisi apa polusi yang ditimbulkan.

Kedua, adalah jika kita menginginkan rumah yangh bahkan hanya satu lantai dan taman bunga? Jangan harap. Disana hanya ada apartemen pemerintah dan semua warga wajib membeli rumah kepada pemerintah. Kebanyakan orang Singapur tidak tinggal di rumah melainkan di flat disebut HDB (Housing Development Board). Harga HDB sekitar S$250,000 sampai S$700,000. Flat ini didirikan di tanah pemerintah, jadi warga hanya punya hak guna bangunan, dan sebagian besar hak miliknya hanya 99 tahun. Setelah itu tanahnya (lokasi flat) kembali jadi milik pemerintah, dan pemerintah bisa berbuat apa saja. Indonesia? negara yang luas, punya rumah satu lantai disini biasa kan, punya tanah seluas lapangan bola juga bisa. terlebih kalau tidak ada lahan, bisa ambil lahan di tepi sungai, rel, atau kuburan.

Kalau tidak ada polisi? Semua sisi jalan dipantau oleh cctv, jadi meski tidak ada polisi yang memantau dan ada yang melanggar, siap-siap untuk menerima surat tilang dirumah. Disana sistemnya tidak hanya denda, tapi pinalti yang bisa berakhir pada pencabutan SIM kalau sudah simnya dicabut, baru bisa beberapa tahun kemudian buat cari. Itupun kalo lulus tes, "katanya" sih disana susah cari sim. Indonesia? terobos lampu merah, tanpa helm, melanggar marka, tabrak lari, berhenti di zebra cross tetep aman terkendali. Kalaupun kena tilang cukup bayar selesai, tidak ada acara pencabutan sim. Kalau mau cari sim tinggal lewat calo juga bisa.

Kalo Mau Makan? harga sekali makan disana Kira-kira 5-10 dolar atau sekitar 45-90 ribu rupiah sekali makan, bayangkan sebulan habis berapa hanya untuk makan? Katanya, kalau ke Singapura berpikirlah kalo beli barang, tapi jangan berpikir kalo beli makan. Nanti malah batal makan, karena mahal. Indonesia? makan di warteg 15 ribu kenyang!

Kalau mau nyeberang jalan? Harus di zebra cross atau penyeberangan jalan yang disediakan. Kalo enggak, lagi-lagi denda. Indonesia? mau nyebrang dimana saja bebas. Zebra crossnya kadang dibuat motor, penyeberangan jalan juga untuk berhenti motor.
Kalau rokok gimana? Rokok di singapura sangat mahal, kira-kira $10/bungkus. rokok yang dibawa dari negara luar harus dibuka, kenapa? katanya supaya tidak dijual di Singapura. Indonesia? Rokok murah, dimanapun bisa beli. Iklan menarik dan seabreg dan sebagainya

Dan denda-denda lainnya yang tidak bisa saya ceritakan panjang lebar, TAPI! Singapura bebas macet dan kendaraan tertib, lingkungan yang bersih aman dan rapi, perumahan yang rapi untuk Semua Warga, masyarakat yang tertib dan taat Aturan. Indonesia? Kemacetan dan kesemerawutan transportasi, penggunaan lahan yang tak semestinya, lingkungan yang kurang bersih dan rapi, kurangnya kesadaran warga akan tata tertib.

Sumber kaskus, penmgalaman temen dan googling

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline