Lahir tahun 1915 Lamongan Jawa Timur kedua orang tuanya bernama Kastokasim dan Sarifah Tasih, bapaknya orang kudus sedangkan ibunya orang jawa timur yang masih ada darah keturunan Sunan Drajat Raden Qosim ke13. Kasmudi mempunyai kakak bernama Sa’id dari darah Ibunya Sarifah Tasih yang meningkah kedua kali dengan Kastokasim.
Kasmudi gagah dan hidungnya mancung seperti kedua orang tuanya seperti orang arab saat usia 7 tahun Kasmudi diminta dijadikan anak dari seorang Bupati Tuban (R.A.Pringgowinoto) periode 1909-1919. Namun ibunya tidak memperbolehkan, kasmudi di usia 9 tahun kedua orang tuanya pulang kampung di Kudus Jawa Tengah di desa Dersalam, sempat di jawa timur Kasmudi di gembleng agama islam agar menjadi KH dan menjadi Imam yang baik dari keluarga nenek dan kakek jawa timur namun tidak di ketahui nama dari kakeknya minim informasi. Tetapi masih ada saudara dari KH. Abdul Gofur pengasuh pondok Sunan Drajat Jawa Timur lewat dari sarifah tasih.
Di Kudus kasmudi yang menjadi panutan adiknya dua yang bernama Sarpani dan Sakwan dibimbing dengan baik sebagai kakak yang menjadi contoh adik adiknya. Kasmudi meningkah dengan Musriah dari desa Bae Benggoro Kudus, hingga dikaruniahi anak 7 Muchtadi, Rohmad Subandi, Dunsiah, Romelah, Maonah, Marfuah, Siti Ruhmi namun yang terakhir meninggal waktu kecil.
Kasmudi yang menjadi KH desa Dersalam rumahnya setiap sore hingga malam dibuat madrasah anak-anak kecil hingga dewasa. Tempat rumahnya yang pinggir sungai masih hutan dan kalo wundu sholat harus lewat sungai dan masih belum ada listrik rumahnya gebyok malam hari terdengar suara jangkrik dan kodok.
Pusaka keris dari Drajat yang dibawa Kastokasim hingga penerus Kasmudi ada 4 pusaka dulu sering kalo pusaka ada orang masuk rumah dengan tidak baik sering pusaka di taruh di lemari langsung gobyakan cerita dari bapak (Rochmad Subandi 2005) namun pusaka 3 yang di diminta seseorang dan yang 1 di curi Dukun saat perjalanan. Tinggal satu yang dirumah berwarna hitam sekarang penerus Rochmad Subandi dan Muhammad Ilham.
Ada cerita menarik Mengenai cerita dulu Kasmudi pernah ke jawa Timur untuk menjenguk saudaranya kakaknya Sa’id dan saudaranya Martukan dari anak dulurnya sarifah Tasih.
Saat pulang ada seseorang komplotan begal yang mau merampas harta Kasmudi. Namun saat mendekat ke Kasmudi kawanan begal langsung terjatuh dan tidak bisa bergerak. Setelah lama akhinya kawanan begal bisa berdiri kembali berkat doa dari Kasmudi yang dikabulkan Allah.
Keseharian dengan jadi saudagar menjual hewan ternak Kambing dan Kerbau sore dan malam harinya membimbing anak-anak dan kaum muda mengaji di rumahnya. Dengan beribadah kepada allah. Banyak orang-orang desa yang mengakuhi kasmudi yang tidak pernah marah dan tekun. Memiliki sifat yang rendah hati banyak orang mengatakan beliau seperti sifatnya Nabi Muhammad SAW. ( Marfuah 2021)
Cerita dari kakak saya Yusuf dulu beliau Kasmudi sering mengasihkan uangnya ke anak-anak kecil dan Yusuf sering dikasih uang saat mau mengikuti Kasmudi ke tempat dan disuruh pulang diberi uang. beliau orang Sabar dan penyayang anak kecil dulu Kasmudi pernah berpesan kepada Ibu saya beliau akhir hayatnya meminta dirawat meninggal di rumahnya.
Kasmudi menghebuskan nafas terakhir tahun 15 Oktober 1995 Minggu Pahing diusia 80 tahun, beliau orang yang baik mendidik anaknya menjadi seseorang yang membanggakan, diusia akhir beliau masih menjadi Imam masjid beliau meninggalkan anak 7 dan cucu 16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H