SARINAH
Desa Madu Kec. Dawe Kab. Kudus Jawa Tengah seorang gadis yang bernama Sarinah atau di sapa Sari, wajahnya seperti orang cina bermata sipit kulitnya putih seperti anaknya yang bernama Wadah/ Masripah. Sarinah diperkirakan lahir tahun 1888-1898. Orang tua Sarinah tidak diketahui informasinya namun adik dari Sarinah adalah Sairah beliau masih ada silsilah dari keluarga, anak dari Sariah adalah Bini turun ke dhe Amir, dulu dijodohkan dhe Amir dari keturunan Sarinah yang bernama Masripah turun dhe Soknah kelak cucu pertama lahir dari keluarga Masripah adalah Mas Edy Prawoto. Saya dapat cerita tersebut dari Om lile surat minto anak dari Bini adik dari dhe Amir. "Ibunya mbah Pah adalah adik dari ibunya ibu saya Sariah. Mbah Pah sama ibu saya itu saudara sepupu. Seperti Tio dengan Edy"
Sarinah meningkah dengan Matrawi dari Gondosari dikaruniai anak 3 yang pertama bernama Kawit yang kedua Masripah nenek saya, terakhir bernama Semi meninggal waktu umur 14 tahun. Saat saya bertanya kepada anak dari Kawit dhe basir dan dhe Ponsih mengenai sejarah dari Sarinah beliau dulu adalah pedagang kopi dan pisang, brambang dll. Beliau mengambil hasil dagangan kopi jolong Pati dijual Sarinah ke pasar Jember Kudus. Jiwa berjualan atau berdagang yang di terapkan prinsip nantinya anaknya bernama masripah yang melanjutkan usaha berjualan. Masripah sendiri di desa Sungging terkenal setelah meningkah dengan Kasuri Soedirno kemangsuran berjualan dan teliti, berkat yang diajarkan sarinah prinsip sejak kecil. Kata mas edy dulu pernah diajak Masripah ke daerah Madu menjenguk saudara dari keluarga Sarinah-Sariah keponakannya. Rumah kuno deket pinggir sungai dan keponakan Sariah-Sarinah dulu kata mas edy menjual sayur keliling. Bukti sejarah dari cerita orang yang mengalami masa lalu, kemungkinan Leluhur dari Sarinah adalah orang saudagar yang menanamkan bekerja menghidupi keluarga dengan ekonomi dengan berjualan.
Meninggal Sarinah tidak diketauhi tahunnya tetapi dari cerita nenek saya dulu beliau setelah meningkah dengan Kasuri Soedirno, masih umur muda, Masripah pernah mati suri tahub 1943 diusia 20 tahun, sebelum meninggal Masripah jatuh sakit selama 3 bulan melihat ibunya seperti hidup. Memasak di dapur tetapi diajak bicara tidak mau berbicara kata Masripah (2018). Kemungkinan Sarinah meninggal di tahun 1934-1939. Meninggal di kuburkan di ngemplak dan anak pertama bernama Kawit juga dimakamkan dengan lubang sama tahun 2013 di umur 98 tahun. Beliau berpesan meninggal di makamkan dikuburan ibunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H