Lihat ke Halaman Asli

Peran Serta Mahasiswa Mewujudkan Sebuah Ekologi Manusia yang Seimbang, Selaras dan Serasi dalam Hubungan Manusia dengan Lingkungan

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, sebelum ada sebuah aksi ataupun aplikasi dari sebuah permasalahan maka kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari apa yang akan kita bahas ini. Ekologi manusia menurut Amos H Hawley ( 1950:67 ) mengatakan, “human ekology may be defined, therefore int terms that have alresdy been used as the study of from and the development of the community in human population”. Dalam ekologi,kita bisa membagai ruang lingkup ekologi ini menjadi 3 bagian, yaitu :

1.Lingkungan biologis: segala sesuatu disekitar kita sebagai benda hidup

2.Lingkungan fisik: segala sesuatu yang berada disekitar kita dan merupakan benda mati

3.Lingkungan sosial: hubungan antar manusia yang hidup secara bermasyarakat

Keberadaan lingkungan tersebut pada hakikatnyamesti dijaga dari kerusakan yang parah. Suatu kehidupan lingkungan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu, masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara, dan bertanggungjawab. Dalam kasus ini kita akan membahas hubungan antara lingkungan biologis dengan lingkungan sosial.

Seperti yang kita ketahui, manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan berbagai macam makhluk hidup (lingkungan biologis) yaitu tumbuhan dan hewan. Kita tidak akan pernah lepas dari hubungan dengan keduanya, hal ini dikarenakan antara manusia dengan lingkungan terjadi timbal balik yang saling membutuhkan dan berinteraksi. Dalam hal ini, hubungan antar keduanya kita sebut sebagai suatu simbiosis. Hubungan akan terjalin dengan baik ( simbiosis mutualisme ) apabila manusia dan lingkungan disekitar tercipta secara harmonis. Dengan keharmonisan tidak akan pernah terjadi sesutau yang merugikan salah satu pihak. Kenyataannya awal-awal dekade pasca revolusi industri, hubungan interkasi antara lingkungan biologis dan lingkungan sosial menjadi tereduksi dan timbullah permasalahan ekologi yang mengkhawatirkan dan lambat laun mungkin saja akan memusnahkan kehidupan di muka bumi ini.

Oleh karena itu diperlukanlah tindakan nyata ( real action ) untuk mencegah permasalahan ekologi ini dapat terulangi. Sebagai mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia, tentu hal ini menjadi kajian yang menarik dan menjadi sebuah pembelajaran, bagaimana cara kita menyikapi permasalahan ekologi ini agar tidak semakin parah. Bidang keilmuan tidak hanya cukup dengan berbagai teori saja di dalam ruang kuliah, tetapi aplikasi dalam kehidupan sehari-hari juga sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana teori itu efektif untuk mengatasi suatu permasalahan.Permaslahan ekologi hendaklah disikapi secara serius, kenapa ? karena krisis ekologi adalah permasalahan global yang tidak dapat diatasi oleh perorangan, kelompok, satu negara, tetapi permasalahan ekologi ini harus kita atasi bersama.

Suatu cita-cita besar yang saat ini menjadi tantangan terbesar kita adalah mewujudkan sebuah ekologi yang seimbang, selaras, dan seimbang. Sebuah cita-cita besar yang harus kita wujudkan sebagai penduduk bumi dan juga sebagai mahasiswa ekologi manusia.Sebagai mahasiswa kita dapat ikut berperan aktif untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang sehat dan tidak merugikan, salah satunya adalah dengan menyadarkan diri sendiri akan pentingnya menjaga bumi ini dari kepunahan dan setelha itu kita dapat mengajak orang lain dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar tentang arti menjaga lingkungan demi kehidupan kelak. Bukan hanya itu, sebagai mahasiswa ekologi manusia pendekatan yang harus di lakukan adalah memberikan contoh perilaku yang tidak bertentangan dan merugikan ekosistem. Sebagai contoh kecil dari perilaku ini adalah membuang sampah pada tempatnya, mengurangi berkendara dengan kendaraan bermotor sebagai upaya mengurangi polusi udara, dan menggunakan air secara bijaksana sebagai upaya untuk mencegah krisis air bersih.

Pada dasarnya peran mahasiswa adalah bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat ini sebenanya bukan hanya terbatas pada manusia dengan manusia tetapi juga lingkungan sekitar secara luas, merupakan bagian dari pengabdian kita sebagai mahasiswa. Peran mahasiswa dapat menjadi nilai plus apabila dia mampu menciptakan sebuah inovasi terbaru sesuai dengan keilmuannya untuk memberikan kontribusi nyata dalam krisis ekologi ini. Permasalahan ekologi yang paling besar dan mendapatkan perhatian dunia adalah masalah global warming. Krisis ekologi ini ternyata mengancam kehidupan kita di muka bumi ini. Perlahan-lahan tapi pasti air laut terus meningkat, hutan-hutan terus berkurang, dan suhu bumi yang tidak menentu. Real action untuk mengatasi hal ini mutlak diperlukan, berbagai macam disiplin ilmu pun memikirkan solusinya, karena permasalahan ini berdampak kepada semua sektor.

Mahasiswa Indonesia, sebagai manusia terdidik tidak akan pernah merubah apapun apabila hanya berdiam diri dan terus melihat kerusakan bumi ini. Peran serta mahasiswa, apalagi kita sebagai mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia, harus mampu menciptakan sebuah ekologi yang seimbang, selaras, dan serasi. Dengan ekologi seperti itu, maka antara lingkungan fisik, biologi dan sosial akan menjadi sebuah kesatuan yang saling menguntungkan. Inilah yang menjadi tantangan terbesar kita sebagai mahasiswa ekologi manusia. (penulis Ilham Tawakal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline