apa itu aktivis digital?
Jika membicarakan tentang aktivisme digital, kita harus membahas terlebih dahulu apa aktivisme itu sendiri. Aktivisme mengakar dari kata "aktif "yang berarti melakukan kegiatan entah untuk kepentingan diri sendiri atau kepentingan masyarakat. Aktivisme sendiri memiliki makna yang luas bisa terlibat dalampergerakan, berpartisipasi pada suatu kejadian, pemogokan, sesuatu yangmelibatkan usaha, sampai sesuatu yang menyebabkan perubahan.
Aktivisme online terdiri dari tiga tugas utama yaitu advokasi, mobilisasi, dan reaksi. Contoh dari kegiatan aktivisme online yaitu pemberian edukasi lewat unggahan Instagram, penyebaran brosur awareness melalui Facebook, atau penyebaran tagar dukungan melalui Twitter. Aktivisme online dapat memberikan dampak positif seperti penyebaran informasi secara cepat dan tepat tanpa harus mengadakan kegiatan secara langsung, menjalin komunikasi dengan institusi atau lembaga lain, serta menghemat biaya dan pengeluaran. Kegiatan aktivisme online juga memungkinkan terjadinya pertukaran opini secara langsung antara aktivis atau influencer dan audiens.
Hal tersebut cenderung jarang terjadi ketika aktivisme dilakukan secara offline. Di ruang-ruang keseharian, jarang ada segmen di mana setiap orang bisa memberikan opini mereka. Meskipun ada, belum tentu orang-orang memiliki kesempatan sehingga harus ada event tertentu untuk menyuarakan pendapat. Acara tertentu yang mengumpulkan banyak orang tersebut membuat aktivisme offline lebih terasa full of vibes. Namun, tentunya ada budget yang harus dianggarkan dan administrasi yang harus diurus. Sementara itu, aktivisme online memiliki banyak media gratis yang bisa digunakan misalnya unggahan media sosial, siaran langsung, dan podcast. Meskipun kegiatan aktivisme offline dan online hanya berbeda media, aktivisme online lebih accessible untuk semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H