Lihat ke Halaman Asli

ILHAM SUMARGA

Buruh Pendidik

Menulis Tidak Bisa Dipaksa

Diperbarui: 5 Februari 2019   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini, saya banyak mengalami kejadian yang warna-warni. Sebenernya, banyak cerita yang bisa di tulis, lalu kemudian dibagikan. Tetapi, niat ada dan semangatnya yang belum ada. Akibatnya, yang terjadi hanya sebatas niat. Dan sempai hari inipun, cerita itu jadi timbunan cerita yang tidak pernah terungkap.

Memang benar; semua berawal dari niat, tapi tidak pernah akan berujung pada implementasi, apabila tidak dilakukan. Inilah yang terjadi, hingga awal bulan Januari tahun 2019 sampai hari ini, tidak banyak hasil tulisan yang bisa saya buat. 

Terkadang, apa yang kita paksakan akan berujung pada keburukan. Mulai dari tulisan yang jauh dari kata faedah dan/atau bahkan menjadi tulisan sampah. Itulah yang sebenarnya ingin saya dihindari, namun idealnya: menulis harus rutin juga tetap baik.

Entah, tulisan ini menjadi konten tanpa makna, yang pasti: Saya ingin unggah kemelut ini, untuk kenangan bahwa cerita yang warna-warni, seperti diawal cerita  tidak bisa saya ceritakan. Sebab, terlalu banyak emosional. Dan itulah, yang tidak pernah saya sukai saat menulis, banyak menuliskan tentang hikayat pribadi dan luka.

Cukup demikian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline