Lihat ke Halaman Asli

Adiksi Internet yang Terjadi pada Remaja

Diperbarui: 7 Mei 2023   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehadiran internet telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia. Dalam era digital seperti ini, hampir semua orang dapat mengakses. Akses internet yang mudah dan murah telah membawa banyak manfaat, seperti kemudahan dalam berkomunikasi, belanja online, dan mendapatkan informasi, dan sebagainya.

Internet adalah jaringan yang saling berhubungan dari jaringan-jaringan komputer yang dapat menghubungkan orang-orang dan computer diseluruh dunia. Adapun aktivitas yang dapat dilakukan pada internet seperti browsing, emailing, downloading, social networking, blogging, gaming, chatting, dan lain lain. Mudahnya akses internet di Indonesia membuat jumlah pengguna internet semakin banyak, bahkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 64,8% dari total 264 juta jiwa penduduk Indonesia, dimana pengguna terbanyak adalah remaja berusia 15-19 tahun. 

Disisi lain, remaja memiliki sifat yang rentan dan rasa ingin tahu tentang banyak hal yang cukup tinggi, tanpa pengawasan orang tua yang cukup, dapat menjadi suatu masalah bagi remaja. Aktivitas positif di internet seperti berkomunikasi secara online dengan teman dan keluarga, mencari informasi tentang tugas-tugas sekolah, mencari hiburan, dan lain lain. Namun internet juga memiliki dampak buruk seperti rentan menjadi korban dari cyberbullying dan dapat mengakses situs pornografi secara mudah.

Fenomena adiksi internet ini biasanya terjadi pada remaja karena menggunakan internet secara berlebohan dan tanpa pengawasan orang tua yang baik. Menurut Griffiths (2000), adiksi internet merupakan penggunaan internet secara tidak wajar yang ditandai dengan ketidakmampuan inividu untuk mengatur waktu dalam penggunaan internet dan merasa bahwa dunia maya lebih menarik dibanding kehidupan dunia nyata.

Griffiths juga menyebutkan ada beberapa kriteria yang menunjukkan adiksi internet, seperti:

  • Salience. Hal ini mengacu pada saat penggunaan internet menjadi sangat penting dalam hidup seseorang sehingga mendominasi pikiran, perasaan, tingkah lakunya.
  • Mood Modification. Penggunaan internet memiliki dampak pada suasana hati seseorang, seperti melarikan diri dari kenyataan atau untuk mengurangi stress. Hal ini dilakukan untuk mengubah suasana hati menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
  • Tolerance. Proses seseorang yang menggunakan internet secara bertahap meningkatkan waktu yang dihabiskan untuk terlibat dengan internet secara terus menerus. Hal ini dilakukan untuk mencapai kembali suasana hati yang mereka rasakan sebelumnya. Dengan demikian, individu tersebut secara bertahap mengandalkan internet untuk memperbaiki suasana hati mereka.
  • Withdrawal Symptoms. Keadaan seseorang merasakan perasaan tidak menyenangkan atau merasakan efek fisik dalam kehidupan mereka saat menghentikan penggunaan internet, seperti menjadi murung, mudah marah, insomnia, sakit kepala, dan sebagainya. 
  • Conflict. Konflik antara pengguna internet dengan orang-orang disekitarnya atau dengan dirinya sendiri. Konflik yang dimaksud adalah individu ini merelakan hubungan pribadinya dengan orang terdekat seperti keluarga atau teman dekat, kehidupan pekerjaan atau pendidikannya, dan kegiatan sosial.
  • Relapse. Kecenderungan individu untuk kembali online dan menggunakan internet atau individu ingin mencoba berhenti melakukan aktivitas tersebut tapi tidak berhasil.

Adiksi internet juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stress. Hal ini dikarenakan seseorang yang mendapatkan rasa cemas ketika tidak dapat mengakses internet atau tidak memiliki akses internet untuk waktu yang lama. Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang megalami adiksi internet, seperti gangguan mental, kurangnya dukungan sosial, dan kurangnya kemampuan untuk mengatasi stress.

Untuk mengatasi adiksi internet, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti membatasi waktu penggunaan internet, mencari aktivitas yang bermanfaat seperti berolahraga dan semacamnya, mencari bantuan professional jika dibutuhkan. Dukungan dari keluarga dan teman terdekat juga dapat membantu seseorang untuk keluar dari adiksi internet.

Peran orang tua juga sangat penting untuk mencegah adiksi internet pada anak, karena anak atau remaja sangat rentan terkena adiksi internet, sebagai orang tua mereka dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah adiksi internet pada anak seperti:

  • Membatasi waktu penggunaan internet. Orang tua dapat menetapkan batasan waktu penggunaan internet pada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur waktu penggunaan internet, seperti hanya memberikan waktu tertentu pada anak untuk menggunakan internet dan menentukan kapan anak berhenti menggunakan internet. Orang tua juga dapat mengontrol akses internet dengan menggunakan aplikasi atau fitur pada router wifi.
  • Mengawasi aktivitas pada anak. Orang tua dapat mengawasi aktivitas online anak untuk memastikan bahwa anak tidak mengakses konten yang tidak pantas atau berbahaya. Orang tua juga dapat memonitor media sosial anak dan memeriksa pesan yang dikirim atau diterima anak. Namun orang tua juga harus memiliki batas sendiri, jangan sampai mengganggu privasi anak.
  • Mendorong anak untuk melakukan aktivitas lain. Orang tua dapat mendorong anak untuk melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat daripada hanya menghabiskan waktu di internet, seperti membaca buku, olahraga, atau belajar keterampilan baru.
  • Memberikan perhatian dan dukungan. Orang tua dapat menjadi teman anak, seperti memberikan perhatian dan dukungan pada anak, mendengarkan keluh kesah anak tentang pengalaman dan kehidupan mereka di sekolah atau membantu mereka menyelesaikan masalah yang terkait dengan penggunaan internet.
  • Menjadi contoh yang baik ke anak. Orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak dalam hal penggunaan internet dengan memperlihatkan cara atau contoh yang benar dan bertanggung jawab dalam menggunakan internet.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa adiksi internet adalah kondisi dimana seseorang kecanduan menggunakan internet melebihi batas normal hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Adiksi internet bisa memengaruhi kehidupan seseorang seperti hubungan sosial, akademik, pekerjaan, serta kesehatan fisik dan mental. Untuk mengatasi adiksi internet dengan cara membatasi waktu dalam menggunakan internet, mencari aktivitas yang bermanfaat, dan peran serta dukungan dari keluarga atau teman terdekat untuk membuat seseorang bisa keluar dari adiksi internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline