Lihat ke Halaman Asli

Swipe, Click, Duit: Pelacuran di Era Digital dan Dampaknya Terhadap Budaya Kencan

Diperbarui: 18 November 2023   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam perjalanan yang tak terhindarkan menuju modernitas digital, aspek kehidupan sosial, termasuk budaya kencan, telah melalui transformasi yang signifikan. Salah satu evolusi paling mencolok adalah masuknya pelacuran ke dalam ranah digital, terutama melalui aplikasi kencan online dan platform yang menawarkan jasa kencan berbayar. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan perkembangan teknologi, tetapi juga memicu pergeseran dalam paradigma budaya, mempengaruhi cara kita membangun dan memandang hubungan.

Aplikasi kencan online dengan fitur swipe dan click telah merubah cara kita mencari dan memilih pasangan hidup. Kecepatan dalam menentukan pilihan berdasarkan informasi singkat dalam profil menciptakan pengalaman kencan yang sangat efisien, tetapi juga meninggalkan pertanyaan yang mendalam tentang kualitas hubungan yang dapat terbentuk. Apakah kenyamanan dan kemudahan dalam swipe dan click berdampak pada pengembangan hubungan yang lebih dalam, atau justru menjadikan hubungan sebagai sesuatu yang sementara?

Pergeseran ini juga merambah ke dalam aspek budaya kencan konvensional. Tradisi perkenalan melalui pertemuan keluarga atau teman mungkin semakin tergeser oleh daya tarik aplikasi kencan yang menyediakan akses lebih cepat dan luas. Pertanyaannya, apakah kemudahan ini membawa perubahan dalam pandangan kita terhadap nilai kesetiaan dan kestabilan dalam hubungan? Adakah budaya swipe dan click yang mendorong terbukanya konsep hubungan atau justru memunculkan ketidakpastian?

Namun, tidak hanya itu, pelacuran online sebagai industri terpisah juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dinamika ini. Platform yang menyediakan layanan kencan berbayar mengubah dinamika tradisional pelacuran dan mengintegrasikannya ke dalam dunia digital yang lebih terorganisir. Ini memunculkan pertanyaan etis tentang apakah pelacuran online memandang perempuan dan laki-laki sebagai objek perdagangan atau memberikan kontrol lebih besar atas tubuh dan kehidupan intim mereka.

Dengan perkembangan pesat di era digital, kita dihadapkan pada tantangan untuk memahami dampak budaya kencan ini secara menyeluruh. Dialog terbuka dan kritis menjadi kunci untuk memahami perubahan ini dan meresponsnya secara bijak. Penting untuk menjaga nilai-nilai inti budaya kencan di tengah dinamika digital yang terus berkembang. Mungkin saatnya bagi kita untuk mengevaluasi sejauh mana kita bersedia menerima perubahan ini dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa esensi kemanusiaan, empati, dan nilai-nilai fundamental budaya kencan tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline