Universitas Airlangga secara rutin melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan konsep Belajar Bersama Komunitas (BBK). Konsep ini bertujuan untuk menciptakan suasana mahasiswa dengan komunitas saling belajar dan bertukar pengetahuan untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kami melakukan kegiatan BBK di Desa Rejosari, desa yang asri dan tidak jauh dari kota.
Wisata alam adalah sektor yang selalu diunggulkan dan dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Di Desa Rejosari terdapat satu wisata alam unggulan, Sumber Darmo Lalangan. Sumber Darmo Lalangan merupakan wisata pemandian dengan air yang berasal dari tanah Desa Rejosari. Selain pemandian, wisata ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan penduduk desa dengan adanya stand-stand dagangan berupa camilan. Kebanyakan dari stand tersebut buka di hari minggu, karena lebih ramai pengunjung.
Wisata Sumber Darmo Lalangan menawarkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung. Salah satu aktivitas yang paling populer adalah berenang di kolam renang alami yang memiliki air jernih dan segar. Selain itu, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas seperti berjemur di bawah sinar matahari atau duduk-duduk santai menikmati pemandangan indah sembari menyantap camilan lezat.
Kekurangan dari wisata ini adalah pengelolaan sampah yang masih dibakar. Pembakaran sampah dilakukan pada akhir pekan yang dilakukan oleh karang taruna sekitar. Oleh karena itu, kami mengadakan program kerja pembuatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). TPS dibuat dengan bahan bambu yang diambil dari Sumber Darmo Lalangan itu sendiri agar suasana asri dapat terjaga dengan adanya TPS yang juga berbahan dasar dari alam. Pembuatan TPS dilakukan selama tiga hari yang dibantu oleh karang taruna dan RW setempat. Dalam meningkatkan pengelolaan sampah berkelanjutan, kami membuat TPS dengan memisahkan keranjang untuk sampah organik dan sampah anorganik. TPS tersebut lalu kami sebarkan dalam tempat wisata di tempat yang sekiranya banyak pengunjung lewati.
Satu lagi evaluasi dari Wisata Sumber Darmo Lalangan adalah kurangnya penunjuk arah menuju lokasi wisata. Jalan menuju tempat wisata dibiarkan kosong dan tidak menunjukkan bahwa di daerah itu terdapat tempat wisata. Namun, kami memiliki ide untuk membuat petunjuk arah dengan berbahan dasar kayu. Untuk membuat penunjuk arah tersebut, kami bekerja sama dengan anggota karang taruna. Pembuatan penunjuk arah berlangsung selama satu hari, selanjutnya dilakukan pemasangan di pintu masuk wisata.
Harapannya, melalui 2 program kerja diatas dapat menjaga lingkungan yang ada di sekitar wisata Sumber Darmo Lalangan. Selain itu, dengan adanya plang penunjuk arah menuju lokasi wisata diharapkan dapat meningkatkan pengunjung untuk datang ke wisata Sumber Darmo Lalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H