Selain saya pedagang, saya juga atlet basket di SMA. Saya sering bermain basket di sekolah saya, kebetulan sekolah saya berada di dekat rumah saya. Biasanya saya bermain basket saat sore hari untuk mengasah skill karena di jaman pandemi Covid19 sekolah diliburkan dan begitupun ektrakuikuler basket, sehingga saya berlatih sendiri dengan teman-teman saya yang tergabung di ekstrakulikuler basket tersebut. Saya sangat menyukai olahraga basket karena di olahraga ini saya sering mendapat pujian dan mendapat support oleh anak perempuan.
Sebelum bertanding, rekan team saya selalu memberikan yel-yel untuk penyemagat agar saat bertanding kita lebih semangat dan selalu kompak dalam bermain. Saat bertanding saya ditempatkan di posisi center (tengah) yang bertugas untuk menghalangi lawan dan menangkap bola pantul yang tidak masuk ke ring. Menghalangi lawan ketika ingin mencetak poin adalah tugas utama seorang yang berposisi di center (tengah). Selain itu, seorang center atau pemain tengah akan banyak melakukan tembakan dari daerah dekat ring dan hal ini biasanya menghasilkan banyak pelanggaran dari lawan yang mencoba menghalangi.
Setelah pertandingan selesai biasanya saya dan rekan se-tim saya mengevaluasi pertandingan yang sudah dilakukan. Kadang saya memberikan saran dan kritik ke teman yang lain untuk meningkatkan performa dalam team. Kata rekan team basket, saya kadang kurang tinggi dalam melompat, sehingga lawan dapat menyetak angka. Saya menyadari hal itu, karena kadang saya merasakan sakit di persendian kaki saya. Team basket saya pernah menjuarai lomba basket SMA tingkat Kabupaten, namun setelah pandemi performa team basket saya menurun karena jarang melakukan latihan.
Di beberapa bulan yang lalu sebelum pandemi, team basket saya ditantang latih tanding dengan team basket yang menjuarai tingkat provinsi. Saya dan team saya senang sekali mendapat kesempatan latih tanding dengan team yang menjuarai lomba basket tingkat provinsi. Sebelum hari tanding, biasanya team basket saya melakukan pemanasan agar tidak kaku saat bertanding. Bertanding dengan team yang menjuarai di provinsi, team saya melakukan strategi all out yang artinya kita bermain dengan sungguh-sungguh saat babak pertama dimulai, karena untuk mencuri poin agar menjaga jarak poin terlebih dahulu.
Saat hari tanding team saya melakukan strategi all out tersebut, pada babak pertama team saya menang dengan skor 20 – 18. Kami belum puas karena bagi kami itu belum cukup, yang kami inginkan kami harus memimpin dengan terpaut setidaknya 10 poin. Pada pertandingan tersebut saya mengawal salah satu pemain andalan team lawan dengan tinggi 185 cm sedangkan saya hanya 178 cm. Namun saya tidak menyerah begitu saja, saya mengawal dia dengan ketat hingga team lawan kewalan dengan penjagaan saya dengan pemain andalan mereka. Namun saya di babak kedua itu stamina saya sudah habis, dan pada akhirnya saya terjatuh karena terdorong oleh team lawan.
Pada saat saya terjatuh, kaki saya tidak siap dalam menopang badan saya sehingga kaki saya di sekitar tumit retak. Kemudian saya digantikan oleh pemain cadangan yang ada, dan saya dibawa ke ambulance untuk mendapatkan perawatan. Setelah itu saya di bawa ke rumah sakit karena adanya luka dalam buka luka luar, setelah di cek tulang disekitar tumit saya retak dan harus di gips. Dokter menyarankan untuk meminum obat yang telah diberikan. Saya merasakan bersalah karena meninggalkan teman teman saya yang sedang berjuang. Pada akhirnya team saya kalah dengan skor 60 – 54, namun saya bangga dengan team saya yang sudah berjuang dengan keras.
Setelah pulang dari rumah sakit saya dibawa ke rumah untuk memulihkan diri, setelah pulang saya disambut oleh teman se-team. Saya sangat terharu banyak yang peduli sama saya, kemudian saya minta maaf ke pelatih dan teman saya karena sudah tumbang di pertandingan tersebut. Mereka memakluminya dan mendoakan saya cepat sembuh agar dapa tbertanding kembali. Setelah 1 bulan ke depan saya menjalani hari-hari saya dengan hanya satu kaki dan menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk saya dapat berjalan.
Menurut dokter, saya harus menjalani keadaan seperti ini selama 3 bulan. Selama 3 bulan itu lah saya tidak bisa bermain basket, saya harus mengikuti kata dokter agara cepat sembuh dengan meminum obat dan untuk tambahanya minum susu kambing etawa. Kata dokter susu kambing etawa sangat bagus untuk menguatkan tulang karena susu kambing etawa kaya dengan kalsium yang dapat membantu pertumbuhan tulang. Saat itu saya bingung untuk membeli susu kambing etawa, teman saya menyarankan untuk membeli susu kambing etawa di iklan facebook dengan merek susu kambing etawaku platinum. Awalnya saya ragu karena saya belum pernah beli di iklan facebook seperti itu dan takut ditipu. Namun setelah saya baca-baca saya merasa yakin dengan produk suus kambing etawaku platinum tersebut karena menjajikan dengan domain .com dan customer service yang ramah.
Setelah itu saya memberanikan diri dengan membeli produk susu etawaku platinum tersebut, saya langsung membeli 3 box. Prosesnya sangat cepat sekali dan tidak ribet, setelah sampai saya langsung mencicipinya dan menurut saya susu kambing etawaku platinum ini tidak bau prengus, karena saya pernah punya pengalaman membeli produk susu kambing lain namun bau prengusnya masih ada. Saya sangat suka dengan produk susu kambing etawaku platinum ini karena kemasan yang bagus dan pengiriman yang cepat serta tidak mempunyai bau prengus.