Lihat ke Halaman Asli

Pembullyan Harus diberantas di Masa Sekarang

Diperbarui: 7 Juni 2024   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kasus Pembullyan masih merajalela hingga saat ini, terutama di kalangan anak di bawah umur. Hal ini harus dicegah karena dapat merusak jiwa mereka. Salah satu faktor terjadinya bullying adalah lelucon dengan teman sekelas, yang dapat membuat salah satu pihak merasa tidak nyaman dan terisolasi. Jika hal ini terjadi, siapa yang perlu disalahkan? Orang tua atau anak- anak itu sendiri. Dengan itu, orang tua perlu mendidik anak- anak mereka sejak dini. Melalui Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak juga dapat membantu mencegah pembullyan sejak dini. Masa kecil adalah masa pembentukan karakter, dan setiap tindakan pembullyan dapat menghancurkan kepercayaan diri dan harga diri seorang anak.

Efek yang ditimbulkan dari bullying sangat beragam. Korban bullying sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun internal. Contohnya rusaknya internal seseorang, seperti depresi, gelisah, ketakutan, hingga bunuh diri. Ini adalah gejala yang tidak bisa diabaikan dan memerlukan perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi pembully adalah kurangnya keharmonisan dalam keluarga, kurangnya perhatian dari orang tua, tekanan sosial, dan pelaku bullying adalah korban pembullyan.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono mengatakan pada awal tahun 2024 sudah banyak pengaduan tentang kekerasan anak, diantaranya terjadi di satuan pendidikan atau korban masih memakai pakaian sekolah.

Selain itu, penting untuk menyadari peran teknologi dalam menyebarkan pembullyan. Cyberbullying telah menjadi masalah serius di era digital ini, dengan dampak yang serius terhadap kesehatan mental individu. Oleh karena itu, perlindungan terhadap individu dari pembullyan online juga harus menjadi fokus utama dalam upaya memberantas pembullyan. Dan juga, perlu ada upaya untuk mengawasi dan mengatur penggunaan media sosial, serta memberikan pendidikan tentang etika online kepada anak-anak dan remaja.

Dengan mengambil langkah-langkah ini secara serius, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih aman, lebih adil, dan lebih inklusif bagi semua individu. Tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengalami penderitaan karena perilaku intimidasi dan pelecehan oleh orang lain. Saatnya bagi kita semua untuk berdiri bersama melawan pembullyan dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Selain itu, perlindungan hukum bagi korban pembullyan harus diperkuat. Hukuman yang tegas bagi para pelaku akan menjadi deterrent yang kuat bagi mereka yang berpikir untuk melakukan tindakan serupa. Undang-undang harus memastikan bahwa pelaku pembullyan dikenai sanksi yang tegas dan bahwa korban diberikan perlindungan yang memadai.

Di masa sekarang seharusnya kasus pembullyan segera diberantas, sehingga tidak menimbulkan korban terlalu banyak. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama kita untuk berdiri melawan pembullyan dan membangun lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua individu. Dengan bersatu dan berkomitmen, kita dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam masyarakat kita. Pembullyan merupakan hal yang tidak perlu dilakukan karena sangat merugikan seseorang. Di masa sekarang juga sangat perlu edukasi tentang pengaruh buruk dari pembullyan. Melalui pembinaan dan pemahaman yang lebih baik tentang empati dan penghargaan terhadap keberagaman, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berempati.

Pembullyan adalah masalah yang rumit, tetapi bukanlah sesuatu yang tidak bisa kita atasi. Dengan pendidikan, kesadaran, dan tindakan kolektif, kita dapat menghapus bayangan pembullyan dari masa depan kita. Saat kita melangkah maju, mari kita memastikan bahwa kita meninggalkan dunia yang lebih beradab bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline