Cleo, biasa dipanggil C, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam dunia gelap yang menggerogoti hidupnya. Sejak masa SMA, judi telah menjadi permainan setan yang dia jalani. Awalnya, permainan dadu dan kartu terasa seperti hiburan, namun lambat laun, permainan itu berubah menjadi kecanduan yang merusak segalanya. Namun, judi hanyalah puncak gunung es di bawahnya, ada dunia yang lebih kelam. Alkohol, ganja, dan sabu, yang menjadi pelarian dari kehidupan yang semakin kelam.
Setiap malam, Cleo duduk di sudut gelap ruangannya, dikelilingi oleh botol kosong, bekas bungkus ganja, dan jarum suntik sabu yang menandakan kehancuran hidupnya. Dia menatap cermin, tidak mengenali sosok yang terpancar di sana. Rambut acak-acakan, mata sembab, dan wajah yang tampak lebih tua dari usianya. Dalam keremangan malam, dia merasakan kehampaan yang semakin menyakitkan. "Apa lagi yang bisa hilang dari hidupku?" pikirnya, hatinya dipenuhi rasa putus asa.
Setelah tujuh tahun terjebak dalam lingkaran setan, hutang menumpuk seperti gunung, menindih harapan dan impian yang pernah ia miliki. Dalam pandangannya, hidup adalah sebuah pertaruhan dan dia telah kalah. Dalam keputusasaannya, Cleo menganggap bunuh diri sebagai jalan keluar. Namun, saat gelap mengelilinginya, tiba-tiba datang kabar dari rumah. Ibunya, satu-satunya orang yang selalu mencintainya tanpa syarat, mengalami kehancuran ekonomi.
Cleo terhenyak. Melihat ibunya berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membuatnya merasa hancur. Dia merasa telah menghancurkan satu-satunya orang yang selalu percaya padanya. Di saat itulah, rasa sakit dan penyesalan menyatu dalam dirinya. Dia berteriak, "Aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut!"
Kejadian itu mengubah segalanya. Cleo bangkit dari keputusasaannya dan bertekad untuk mengubah hidupnya. Dia menendang semua botol dan tumpukan suntikan di sekelilingnya. Dengan langkah ragu, dia mencari bantuan. Dia mendaftar di kelompok dukungan bagi mereka yang terjerat dalam kecanduan, menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam perjuangannya.
Setiap hari adalah pertarungan. Dia berjuang melawan nafsu dan kerinduannya akan sabu, ganja, dan alkohol. Di tengah malam yang sepi, saat godaan mengintip, dia teringat akan wajah ibunya air mata yang mengalir, harapan yang memudar. Cleo menahan diri, menggenggam keyakinan bahwa dia bisa bangkit. Momen-momen kecil seperti itu menjadi kekuatan baru dalam dirinya, memberi makna pada setiap langkah yang ia ambil.
Setahun berlalu. Meskipun hidup Cleo masih dipenuhi tantangan, harapan mulai bersemi kembali. Dia mendapatkan pekerjaan paruh waktu dan mulai membantu ibunya secara finansial. Mereka mulai merajut kembali impian yang sempat hilang, meskipun perlahan. Dalam perjalanan menuju pemulihan, Cleo menyadari bahwa cinta dan dukungan dari ibunya adalah harta yang tidak ternilai.
Suatu malam, saat mereka duduk berdua di meja makan yang sederhana, Cleo menatap ibunya. "Ma, aku akan berjuang untuk kita. Aku tidak ingin menghancurkan harapanmu lagi," ucapnya dengan tegas. Ibunya hanya tersenyum, meski di matanya terlihat kelelahan dan kekhawatiran. Cleo merasakan beratnya beban yang harus dipikul, namun dia tahu, dia tidak bisa menyerah.
Dengan tekad yang menggebu, Cleo berjanji untuk melawan segala rintangan demi kebahagiaan ibunya. Dia belajar dari kesalahan, menghadapi masa lalunya dengan keberanian. Setiap detik yang berlalu adalah pertaruhan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk masa depannya dan ibunya yang selalu ia cintai.
Cleo tahu bahwa pertaruhan ini lebih berharga daripada semua chip yang pernah ia pertaruhkan di meja judi. Ini adalah pertaruhan harapan, harapan untuk kembali menemukan jati dirinya, harapan untuk memperbaiki kesalahan, dan harapan untuk memberikan cinta yang layak diterima oleh ibunya.
Di ujung jalan yang gelap, Cleo menemukan cahaya baru. Dia tidak lagi seorang pemuda yang hancur, tetapi seorang pejuang yang siap menghadapi tantangan demi cinta dan harapan. Dengan semangat yang berkobar, dia melangkah maju, menyongsong masa depan yang penuh kemungkinan