Lihat ke Halaman Asli

Cerpen: Cahaya di Hutan

Diperbarui: 16 Juni 2024   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilistrasi seorang membaca buku/pexels.com/@RDNE Stock project

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Arya. Dia dikenal sebagai seorang anak yang periang dan penuh semangat, tetapi dia takut pada gelap. Arya selalu memastikan bahwa cahaya di kamarnya cukup agar dia bisa tidur dengan tenang setiap malam.

Suatu hari, berita bahwa salah satu anaknya hilang di hutan mengejutkan desanya. Orang-orang di desa terkejut dan membentuk kelompok pencari. Arya tetap takut, tetapi dia tahu dia harus membantu. Dia mengatasi rasa takut dan bergabung dengan pencarian.

Saat senja tiba, kelompok pencari mulai menjelajahi hutan, tetapi setelah berjam-jam pencarian, mereka tidak dapat menemukan jejak anak yang hilang. Banyak dari mereka mulai menyerah dan memutuskan untuk kembali ke desa ketika malam mulai menyelimuti hutan dengan kegelapan pekat. Arya, bagaimanapun, tidak mau menyerah. Dia menyadari bahwa anak yang hilang pasti takut dan sendirian di dalam kegelapan.

Arya melanjutkan pencarian sendirian dengan lentera kecil di tangannya. Setiap langkah yang dia ambil diiringi dengan doa untuk membantunya menemukan anak yang hilang. Dia jatuh ke dalam hutan yang gelap dan penuh suara misterius, membuat jantungnya berdetak kencang, tetapi dia tetap berjalan, mengatasi ketakutan secara bertahap.

Pada akhirnya, Arya mendengar suara tangisan pelan di tengah hutan yang tenang. Dia dengan cepat mencari suara itu dan menemukan anak kecil yang takut duduk di bawah pohon besar. Anak itu gemetar, dan air matanya menutupi wajahnya.

"Aku di sini, jangan takut," kata Arya dengan suara tegas namun lembut. Kita akan pulang bersama, katanya sambil memeluk anak itu erat.

Anak itu diangkat dengan hati-hati oleh Arya dan dibawa kembali ke desa. Keberanian Arya meningkat, meskipun jalan kembali terasa lebih panjang dan lebih gelap. Dia selalu mengingatkan dirinya bahwa dia tidak sendirian dan bahwa ada seseorang yang lebih takut darinya yang harus dia selamatkan setiap kali takut menyergapnya.

Setelah tiba di desa, Arya disambut dengan sorak-sorai dan dipeluk dengan baik oleh orang-orang yang khawatir. Anak kecil itu kembali ke keluarganya, dan malam itu Arya menjadi pahlawan. Mengatasi ketakutan sendiri adalah kemenangan terbesar bagi Arya.

Dari malam itu, Arya tidak lagi takut gelap. Dia menemukan bahwa keberanian tidak berarti tidak merasa takut; itu berarti berani menghadapi ketakutan untuk tujuan yang lebih penting. Dan hutan, yang dulunya tampak menakutkan, sekarang menunjukkan kekuatan dan keberanian yang dia miliki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline