Krisis kemanusiaan terus berlanjut Pada tanggal 7 Juni 2024, dunia kembali dihebohkan dengan serangan udara yang dilakukan tentara Israel di Jalur Gaza. Serangan tersebut menyasar sebuah sekolah yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil Palestina. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 35 orang, termasuk 14 anak-anak, dan memicu gelombang kecaman internasional serta tuntutan penjelasan dari banyak pihak, termasuk Amerika Serikat.
Konteks konflik
Ketegangan antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan berbagai siklus kekerasan yang menyebabkan penderitaan besar bagi kedua belah pihak. Jalur Gaza, wilayah padat penduduk, seringkali menjadi pusat konflik. Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, kerap meluncurkan roket ke wilayah Israel, yang kemudian dibalas oleh militer Israel dengan serangan udara.
Rincian serangan
Serangan udara pada tanggal 7 Juni menargetkan sekolah PBB yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga Palestina yang melarikan diri dari pertempuran di dekatnya. Sekolah tersebut menjadi tempat perlindungan bagi ratusan warga sipil, termasuk banyak anak-anak. Menurut laporan, serangan ini terjadi saat banyak warga sipil berada di dalam gedung sehingga mengakibatkan jumlah korban jiwa dan luka yang sangat tinggi.
Reaksi internasional
Kejadian ini langsung menimbulkan reaksi keras dari masyarakat internasional. Amerika Serikat melalui juru bicara Departemen Luar Negeri meminta Israel menjelaskan serangan tersebut. Washington menekankan pentingnya melindungi warga sipil dalam setiap operasi militer dan meminta Israel untuk mengklarifikasi alasan serangan tersebut serta langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Komunitas internasional, termasuk berbagai organisasi hak asasi manusia, juga menekankan pentingnya melindungi warga sipil dalam setiap operasi militer. menyerukan penyelidikan independen untuk memastikan hukum kemanusiaan internasional dihormati. Human Rights Watch dan Amnesty International mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan tersebut dan menyerukan penyelidikan yang transparan.
Dampak Kemanusiaan
Serangan ini hanya menambah penderitaan yang sudah dialami masyarakat Gaza. Daerah tersebut telah lama berada di bawah blokade ketat oleh Israel dan Mesir, sehingga membatasi akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Serangan militer yang terus berlanjut hanya memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, di mana infrastruktur dasar seperti rumah sakit, sekolah, dan jaringan listrik sering menjadi sasaran serangan.
Menurut laporan dari berbagai organisasi kemanusiaan, serangan tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius di Gaza. Banyak keluarga kehilangan rumah mereka dan harus hidup dalam keadaan yang sangat sulit. Selain itu, trauma psikologis akibat kekerasan yang terus menerus juga berdampak besar, terutama pada anak-anak yang menjadi saksi dan korban kekejaman tersebut.