Sarapan, aktivitas yang seringkali dianggap remeh bahkan ditinggalkan oleh sebagian mahasiswa yang sibuk dengan jadwal kuliah dan berbagai kegiatan lain. Tidak jarang para mahasiswa yang memilih untuk melewatkan jadwal sarapan dengan alasan keterbatasan waktu, malas, atau dengan alasan hemat uang. Namun, keputusan untuk melewatkan sarapan pagi ternyata dapat berdampak signifikan pada kualitas belajar di kelas hingga kesehatan.
Sarapan sebagai Bensin tenaga Otak
Sarapan adalah sumber energi pertama bagi tubuh setelah tubuh beristirahat semalaman. Saat tubuh tidur, tubuh tetap melakukan regenerasi sel dan tetap memproses metabolisme, sehingga kadar gula darah menurun. Gula darah adalah sumber utama energi bagi otak. Jika mahasiswa melewatkan sarapan maka otak akan kekurangan bahan bakar untuk dapat bekerja dan berpikir secara optimal. Akibatnya, kemampuan konsentrasi, daya ingat, dan pemecahan masalah dapat terganggu, terutama saat mengikuti kelas pagi yang biasanya membutuhkan fokus tinggi. Apabila hal ini terus menerus dilakukan oleh seorang mahasiswa, maka mahasiswa dapat kehilangan kesempatan untuk belajar secara maksimal dan kehilangan semangat belajar di pagi hari.
Meningkatkan Produktivitas Akademik
Studi oleh Purnawinadi dan Lotulung, (2020) menunjukkan bahwa mahasiswa yang rutin sarapan memiliki performa akademik yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak. Sarapan membantu menjaga kestabilan energi sepanjang pagi, sehingga mahasiswa lebih siap menyerap materi kuliah. Tanpa sarapan, mahasiswa mungkin merasa lesu, mudah mengantuk, atau bahkan mengalami sakit kepala yang mengganggu proses belajar.
Dampak pada Kesehatan Jangka Panjang
Selain mendukung aktivitas akademik, sarapan juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Melewatkan sarapan secara berkala dapat memicu berbagai masalah metabolisme, seperti penurunan kadar insulin yang berpotensi meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, kebiasaan ini sering kali membuat seseorang cenderung makan lebih banyak di siang atau malam hari, yang dapat memicu kenaikan berat badan yang tidak ideal.
Sarapan sebenarnya tidaklah rumit. Mahasiswa dapat memilih menu sederhana, seperti: roti gandum dengan selai, buah pisang, oatmeal, dan telur rebus dan sayuran. Memulai hari dengan menu yang sehat seperti yang telah disebutkan tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga membantu membangun kebiasaan hidup sehat yang bermanfaat hingga masa depan.
Ksimpulannya, bagi mahasiswa, mengelola waktu adalah kunci untuk memastikan aktivitas sarapan tidak terlewat. Bangun lebih pagi atau menyiapkan sarapan sederhana di malam juga dapat menjadi solusi. Dengan menjadikan sarapan sebagai prioritas, mahasiswa dapat menjalani hari kuliah dengan lebih produktif dan semangat. Sarapan bukan sekadar kebiasaan, tetapi investasi non-material yang penting untuk kesehatan fisik, mental, dan keberhasilan akademik. Jadi, mari mulai membiasakan diri untuk sarapan sebelum menghadapi kelas pagi.
daftar pustaka
Purnawinadi, I, G & Lotulung, C, V. (2020). Kebiasaan sarapan dan konsentrasi belajar mahasiswa. Nutrix Journal, 4(1), 31-38.