Kita tahu jika ajang balap motor kelas utama yang di selenggarakan oleh Dorna Sport itu memang menarik dan kerap menghibur masyarakat yang menonton. sebagaian dari mereka tentu terhibur karena dari tahun ke tahun Moto Granprix atau lebih dikenal dengan Motogp selalu ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta ternama di Indonesia.
Dimana kemudian pemerintah mengambil langkah tepat, menjadikan seri Moto Granprix itu kemudian digelar di negara sendiri atau dilangsukan di sirkuit yang baru saja selesai di bangun yaitu madalika.
Dan pertama kalinya Indonesia menjadi negara yang menjadi tuan rumah dalam ajang pagelaran balap kuda besi tersebut. salah satu pembalap yang berasal dari Portugis Miguel Olivera, yang kumudian keluar menjadi pemenang dalam perlombaan itu.
Migu finish dengan catatan waktu 33 m 27.223 s. disusul kemudian di urutan kedua dan ketiga pembalap asal Perancis Fabio Quartararo dan Johann Zarco, yang mana saat itu Fabio sendiri, malahan di gadang-gadang yang akan menjuarai ajang balap motor di mandalika saat itu.
Sayangnya pembalap berusia 23 tahun itu gagal mendapatkan juara pertama meski Fabio Qutararo start di urutan grid pertama dengan catatan waktu kualifikasi sebagai yang tercepat. tidak hanya menjadi juara dirinya juga gagal dapat berdiri di tangga tertinggi lalu kemudian mendapatkan tepuk tangan di sirkuit dengan Fans Motogp terbesar.
Selain sudah melekat lama di hati para masyarakat Indo, ajang balap motogp memang layak dinantikan selain dari adik kelasnya yaitu Moto2 ataupun ajang balap motor bergengsi lain seperti SBK. Tapi sayangnya motogp di mandalika sendiri tidak semenarik seperti dulu.
Misalnya, karena tidak adanya legenda balap motor seperti Valentino Rossi yang tentunya ia meruupakan bintang panggung yang sudah dikenal masyarakat dari dulu. begitu juga dengan persaingan lain lagi dari tim pabrikan antara tim Honda dan Yamaha, dimana Marc Marquez pembalap muda asal Spanyol itu dapat menggeser Vale dan sekaligus menjadi mungsuh saat berada dilintasan balap.
Tidak hanya mengenai adu kecepatan bertanding, drama antara mereka merebak juga sampai adu senggol hingga saling menjatuhkan. belum lagi bertambahnya kemudian sederet nama lain yang menjadi bintang di tim pabrikan dari pembalap motor yang lalu mereka tampil naik podium utama secara bergantian.
Ini membuktikan jika Motogp adalah salah satu tayangan memang layak dinantikan dan ditunggu bagi mereka para penggemar. sampai-sampai dijalan jika tidak salah anak-anak di lingkungan tempat tinggal sering berlarian bermain dengan menyebut diri mereka dari nama para pembalapnya. hingga hal itu lalu berkembang lebih lagu sampai ke ranah geme balap motor.
Meski begitu sepertinya kiprah dari pada nama bintang balap itu telah digeser lewat tampilan lain. Seperti tayangan senetron yang lebih populer dengan drama. dengan begitu popularitas MotoGP menurun seiring dengan waktu.
Bagaimana tidak kini drama komunitas geng motor lebih cenderung menarik perhatian dari motogp karena lebih mendekati status sosial dan standar budaya dari para remaja yang tumbuh kemudian dengan mereka menirukan aksi dari film tersebut.