Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Ilham Helmy Syaputra

Just ask everything and be skeptic

Dan Pria 40 Tahun Ini Akhirnya Belajar Komitmen dan Kepuasan Kerja

Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Instagram @mr.kalopsia

Di sebuah sore selepas mimin menjemput anak saudaranya mengaji, terlihat pak Sutikno sedang pulang dari tempat kerjanya dengan tertunduk lesu sambil mencengkiwing amplop coklat di tangan kirinya. "Pak Sutikno, tumben lesu pak? Ada yang saya bisa bantu."

"Gini mas, saya habis dapet surat peringatan dari perusahaan. Saya rasa ini gegara kinerja saya yang udah beberapa bulan ini nggak memenuhi target, dan jika ini terus berlanjut bisa-bisa saya akan dihentikan kontraknya mas. 

Ya tapi mau gimana lagi, saya nggak bisa menyembunyikan perasaan saya lebih lama lagi. Sebenarnya saya bisa bekerja sesuai bahkan melebihi target apalagi saya udah terspesialisasi di bidang ini, tapi karna atmosfer kerja yang nggak fair otomatis menurunkan semangat saya"

"Oh begitu nggeh, mungkin bapak sedang berada di fase ketidakpuasan kerja pak, sebenarnya ini bisa diamati indrawi tapi nggak menutup kemungkinan kalau hal ini nggak bisa diamati indrawi, dan tiap orang juga memiliki subjektifitas berbeda"

"Ha? Ketidakpuasan? Emang apa itu kepuasan kerja mas?"

Kalau mengutip Locke, Fritsche and Parrish mendeskripsikannya sebagai keadaan emosional yang biasanya bersifat positif, dimana hal itu dihasilkan sebagai efek dari penghargaan atas kerja seseorang". 

Hal serupa disampaikan sama Steve M Jex yang jelasin kalo kepuasan kerja itu sebagai afeksi positif pekerja terhadap pekerjaan dan situasinya. 

Jadi bisa disimpulkan bahwa kepuasan kerja itu merupakan sebab dari kondisi kerja yang baik sehingga berakibat memicu naiknya produktivitas dan kondisi mental kerja karyawan.

"Kalau begitu apa aja mas yang bisa memicu kepuasan kerja? Soalnya ini hal baru bagi saya mas mohon maaf"

Tidak masalah, menurut Blum (1956) ada 3 faktornya pak:

  • Individu. ini kembali lagi ke kondisi karyawan, bisa dari umur, Kesehatan, watak bahkan mimpi atau motivasi yang dimiliki.
  • Sosial. Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya setiap dinamika masyarakat yang ada akan berdampak pada seperti apa kita kedepannya, sehingga kalo dibedah lagi faktor sosial ini ada hubungan kekeluargaan, kebebasan berpolitik dan bagaimana masyarakat memandang.

  • Yang ini paling esensial pak, seperti Upah, keamanan kerja, ketentraman kerja dan kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir yang jelas. Biasanya perusahaan dengan manajemen yang baik itu selalu mempertimbangkan 3 hal itu supaya meminimalisir turnover karyawan dan meningkatkan produkvitas perusahaan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline