Lihat ke Halaman Asli

ilham gustyantoro

Mahasiswa IPB University

Ecobrick: Solusi Sampah Menumpuk di Desa Tlajung Udik

Diperbarui: 11 Agustus 2022   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Pembuatan Ecobrick (Dokpri)

Kamis (28/7) Kelompok Bogorkab08 KKN-T IPB 2022 membuat Ecobrick dalam rangka pemanfaatan kembali sampah plastik yang dibuang oleh warga di sekitar Setu Tlajung, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa bersama dengan siswa-siswi kelas 4 Sd Negeri 02 dan 05 Tlajung Udik. Sampah-sampah plastik dan kertas yang sudah tidak terpakai dikumpulkan oleh anak-anak dan disatukan di dalam botol plastik bekas hingga padat. Botol plastik serta sampah-sampah yang semula sudah tak terpakai kini dapat dimanfaatkan kembali menjadi sebuah barang atau kerajinan yang bernilai tinggi bermodalkan kumpulan ecobrick yang telah disusun. 

Kegiatan pembuatan ecobrick ini berlangsung dalam 2 sesi yang terbagi menjadi 2 hari yang berbeda. Pada minggu pertama, para siswa/i diajak untuk mengenal jenis-jenis sampah yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu, siswa/i juga diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan Setu Tlajung Udik dari sampah-sampah rumah tangga. Jika sudah terbebas dari sampah, maka setu dapat dijadikan sebagai objek wisata yang akan disukai oleh anak-anak dan juga orang dewasa.

Cara pembuatan ecobrick ini cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapapun di berbagai jenjang usia. Bahan dasar dari ecobrick ini adalah kumpulan sampah plastik atau kertas dan botol plastik sebagai wadahnya. Sampah yang telah dikumpulkan dipotong-potong terlebih dahulu agar dapat masuk ke dalam botol. Langkah ini dilakukan berulang kali hingga botol yang semula kosong menjadi wadah yang padat dan kuat untuk dapat menerima beban. Membuat ecobrick harus dilakukan dengan sabar dan telaten agar dihasilkan ecobrick yang berkualitas.

Ecobrick Buatan Siswa/i  (Dokpri)

Kegiatan pembuatan ecobrick ini disambut baik oleh pihak sekolah, tak terkecuali dari Kepala SD Negeri 02 Tlajung Udik, Ibu Karyawati. Menurut beliau, kegiatan sosialisasi pemilahan serta pengolahan sampah ini penting dilakukan terhadap anak-anak. Hal ini nantinya akan memupuk pemahaman mereka sedari dini untuk bijak terhadap sampah yang ada di sekitar mereka. Ada 3 poin utama yang diharapkan dalam sosialisasi pemilahan sampah serta demo ecobrick ini, di antaranya :

Lingkungan Menjadi Lebih Bersih

Dengan lingkungan menjadi bersih maka siswa menjadi lebih sehat dan terhindar dari penyakit dan juga dari  lingkungan yang bersih bisa menciptakan generasi muda yang berkualitas dan berkarakter.

Sampah yang berserakan dibersihkan dan di tata menjadi Lebih Rapi

Tentu kita tidak ingin jika lingkungan yang selama ini kita tempati dipenuhi sampah dan bisa mengganggu kesehatan dan estetika di lingkungan tempat  kita tinggal oleh karena itu sampah yang berserakan harus dibersihkan dan di tata dalam artian digolongkan sesuai dengan golongan sampah tersebut berupa organik, anorganik dan B3 dan ditata sedemikian rupa sehingga  terciptanya sebuah lingkungan yang bebas dan tentunya lebih rapi. 

Membuat Benda yang  Bernilai ekonomi tinggi 

Dengan membuat benda yang bernilai ekonomi tinggi bisa menciptakan suatu karya kerajinan  yang bisa diperjualbelikan yang dapat memberikan keuntungan dan juga bisa mengasah kreativitas sang pengrajin khususnya di bidang seni. Hal ini dikarenakan, pengolahan sampah menjadi kerajinan tangan menuntut ide dan inovasi baru untuk mengubah suatu barang tak bernilai menjadi suatu benda indah yang memiliki nilai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline