Iklim mikro merupakan iklim dilapisan udara dekat permukaan bumi dengan ketinggian 2 meter, di mana pada daerah ini gerak udara lebih kecil karena permukaan bumi kasar dan perbedaan suhu yang besar. Keadaan tanaman dapat mengakibatkan perlawanan iklim yang besar dalam ruang yang sempit. Iklim mikro meliputi suhu, kelembaban dan cahaya. Iklim juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Dalam budidaya tanaman jagung, iklim sangat berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman penghasil karbohidrat ini. Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan bagi tanaman jagung antara lain adalah radiasi matahari, suhu dan curah hujan.
Sementara itu, pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama, ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan seimbang.
Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya matahari, temperatur, kelembaban serta kondisi tanah (Tjasyono, 2004). Secara umum komponen pertumbuhan tanaman jagung yang berpengaruh nyata terhadap perlakuan perbedaan sistem tanam dan populasi tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun.
Selain dua faktor di atas, Faktor lainnya yang memengaruhi syarat tumbuh tanaman adalah Sistem pertanaman. Sistem pertanaman akan menciptakan kondisi lingkungan yang khas yang merupakan interaksi antar satu individu tanaman dengan individu tanaman lain maupun interaksi tanaman dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan yang khas ini yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Pengaruh Mikroklimat terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Salah satu penyebab produksi jagung tidak stabil di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global. Perubahan iklim yang mempengaruhi lamanya musim hujan dan kemarau disebabkan oleh perubahan pola curah hujan.
Perubahan iklim yang terjadi dapat berpengaruh pada produktivitas tanaman jagung. Salah satu upaya adaptasi yang paling jitu dalam menghadapi dampak perubahan iklim seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan pergeseran musim adalah melakukan penetapan pola tanam dan kalender tanam dengan mempertimbangkan kondisi iklim. Selain itu dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim adalah kenaikan dan penurunan suhu, ketidakstabilan hujan yang turun, dan kejadian pasang surut air laut yang tidak menentu. Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil komoditas jagung yang ditanam oleh petani.
Faktor suhu dapat memengaruhi proses pertumbuhan tanaman apabila suhu yang dihasilkan tinggi dan dapat mengakibatkan penurunan ketersediaan air pada tanaman dan di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan air pada proses pertumbuhan jagung. Dampak pemanasan global yang diakibatkan oleh kelebihan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer yang diikuti dengan peningkatan suhu di udara dapat berpengaruh pada produktivitas komoditas pertanian.
Upaya untuk meminimalisir dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif dari keberadaan mikroklimat tersebut
Untuk meminimalisir dampak negatif dari faktor suhu yang dapat memengaruhi proses pertumbuhan tanaman adalah dengan penerapan pola tanam yang sesuai. Penetapan pola tanam sangat bergantung pada varietas yang akan ditanam, teknik budidaya yang disesuaikan dengan ekosistem, dan saat tanam yang cocok dengan tipe agroklimat lahan.