Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Moratorium Naturalisasi Jika Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Diperbarui: 18 September 2024   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Indonesia. (Dok pssi)

Menghentikan sementara atau moratorium program naturalisasi jika Indonesia lolos Piala Dunia 2026 saya kira perlu. Sehingga jangan ada mereka yang mau masuk ke timnas lewat naturalisasi hanya "ingin enaknya saja".

Jika Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, itu adalah bonus luar biasa. Sebab, empat tahun lalu saya pikir, banyak dari kita bermimpi ke sana pun malas.

Karena naturalisasi digenjot habis-habisan dan mereka yang dinaturalisasi adalah pemain berkualitas, maka mimpi ke Piala Dunia 2026 agak terbuka. Walaupun tentu saja harus kerja sangat keras agar lolos ke Piala Dunia 2026.

Maka karena menurut saya lolos ke Piala Dunia 2026 adalah bonus luar biasa, nikmati saja proses di sana nantinya. Tak perlu berkhayal juara Piala Dunia 2026. Bermain yang terbaik saja dengan stok pemain yang ada.

Nah karena faktor bonus luar biasa itulah saya berpikir yang berkesempatan main di Piala Dunia 2026 adalah mereka yang berjuang mendapatkan bonus luar biasa. Tentu dengan catatan performanya tak menurun.

Sehingga perlu adanya penghentian sementara naturalisasi ketika Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Sehingga tidak ada kesan ada penumpang  ketika Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

Bagaimana jika ada yang minta dinaturalisasi ketika sepekan sebelum Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026? Ya bilang saja bahwa mereka akan dinaturalisasi tapi tak akan main di Piala Dunia 2026. Dia akan bisa main di Piala Asia 2027.

Kejamkah? Oh tentu tidak.

Jadi kalau mau dinaturalisasi ya sekarang atau maksimal sebelum November 2024. Sehingga ada peluang untuk bersama-sama berjuang agar Indonesia ke Piala Dunia 2026.

Kalau sudah lolos dan numpang ya terlalu enak. Apalagi numpang di ajang yang super mewah bagi Indonesia.

Pernyataan saya ini lebih ke emosional kemanusiaan. Bukan soal profesionalisme dan pasar bebas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline