Sejak pekan lalu, rumor Paulo Dybala merapat ke Al Qadsiah, klub Arab Saudi, kencang menggema. Bahkan, wartawan Argentina Gaston Edul menyebut bahwa Al Qadsiah siap memberi tebusan 15 juta Euro atau setara kisaran Rp260 miliar pada AS Roma untuk mendapatkan Dybala.
Rumor tersebut seperti tinggal menunggu waktu terealisasi. Sebab, angin pemberitaan condong mengindikasikan Dybala akan meninggalkan AS Roma dan berlabuh ke Arab Saudi.
Walaupun, Roma masih memainkan Dybala untuk laga perdana Liga Italia. Tapi sepertinya pemain berusia 30 tahun itu akan hengkang. Sepertinya begitu.
Jika Dybala benar-benar hengkang ke Arab Saudi, mungkin karena dia merasa sudah sangat berat mendapatkan prestasi level tinggi saat ini.
AS Roma dalam beberapa tahun terakhir hanya jadi kandidat pesaing di Liga Italia. AS Roma pun berkutat di Liga Konferensi atau Liga Europa. Mereka tak main di Liga Champions.
Jika Dybala bertahan di Roma, maka kemungkinan akan merasakan juara di level menengah. Kalau peluang juara Liga Italia, secara skuad Roma tertinggal dari Inter Milan.
Artinya, mungkin Dybala sudah paham bahwa bertahan di Roma tak memberikan kemewahan. Dybala pun sepertinya tidak tertarik main di liga Eropa selain Italia. Dalam sebuah wawancara dia mengaku sudah telanjur mengakar di Italia dan gaya sepak bola Italia.
Di sisi lain, Dybala pun sudah kehilangan tempatnya di timnas Argentina. Dia tak masuk skuad Argentina ketika Copa America baru lalu. Situasi masuk ke timnas Argentina makin rumit karena Dybala sudah menua, Messi masih diandalkan, dan pemain muda mulai bermunculan.
Jika benar Dybala main di Al Qadsiah, dia akan makin sulit masuk ke timnas Argentina. Dia tak akan jadi pembicaraan di pusat sepak bola.
Mungkin mampirnya Dybala ke Arab Saudi adalah jalan tenang mengakhiri kariernya yang memang tak istimewa tapi juga tak jelek.
Dybala sejak awal kemunculannya di Palermo memberi harapan bagi publik akan munculnya mega bintang. Harapan itu makin besar ketika dia di Juventus.