Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Beli Takjil Karena Kasihan Pedagangnya

Diperbarui: 19 Maret 2024   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. (Kompas.com/FREDERIKUS TUTO KE SOROMAKING)

Kadang ada yang banyak beli takjil bukan karena ingin makan besar di saat buka puasa. Ada yang beli takjil yang banyak, karena kasihan lihat penjualnya.

Dari banyak penjual takjil di jalanan, ada saja penjual yang terlihat sepi. Lalu karena kasihan, akhirnya beli takjilnya.

Jadi, membeli bukan karena butuh, tapi memberi karena rasa iba. Rasa ibu kemudian diniati dengan "berbagi rezeki".

Prediksiku, hal seperti itu ada di masa Ramadan. Sebab, di masa bukan Ramadan saja, juga ada.

Misalnya, tiba-tiba nyelonong di media sosial kita bahwa ada bapak penjual makanan yang sepi dari siang sampai sore. Lalu ada ajakan, "bisa dibeli jualan bapak itu".

Lalu netizen menggeruduk ke jualan si bapak. Sesuatu yang menegaskan, membeli bukan karena butuh, tapi karena kasihan.

Kasihan dari Dua Sisi

Kasihan pada penjual bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama adalah sebentuk rasa kemanusiaan antarsesama. Karena kita memiliki rasa kasih sebagai manusia, lalu kasihan melihat penjual yang tak laris.

Bagi saya kasihan jenis ini sangat mulia. Sebab itu adalah cermin kepekaan sosial kita. Kita membeli bukan karena  butuh, tapi karena kasihan.

Kita tak lagi hanya makhluk ekonomi yang cari untung rugi, tapi kita makhluk dengan rasa kasih sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline