Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Politik Pecah Belah Anak Bangsa Jelang Piala Asia

Diperbarui: 26 Desember 2023   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Indonesia. (dok PSSi dipublikasikan kompas.com)

Timnas Indonesia akan bertanding di Piala Asia 2023 yang berlangsung di tahun 2024. Piala Asia akan berlangsung di Qatar pada 12 Januari sampai 10 Februari 2024. Tapi nuansa politik pecah belah malah mencuat di kalangan anak bangsa jelang Piala Asia digelar.

Apa itu bentuk politik pecah belah? Ya ketika mendikotomikan pemain lokal dan pemain keturunan. Herannya, wacana itu terus digulirkan jelang Piala Asia berlangsung. Bahkan, ketika ada pemain lokal berkumpul tanpa pemain asing, opini langsung digiring tentang disharmoni pemain lokal dan keturunan.

Jika wacana itu terus dihembuskan sampai Piala Asia berjalan, maka perpecahan potensial terjadi di timnas Indonesia. Sebab, jika wacana itu terus dihembuskan di media sosial atau media massa, bisa jadi wacana itu akan sampai ke telinga para pemain.

Jika itu sampai ke telinga para pemain,  maka wacana yang terus membesar itu bisa jadi alat untuk memecah tim. Dan itu sangat tidak bagus untuk kondusivitas timnas Indonesia.

Akan lebih baik dikotomi itu tak usah dibahas. Jangan karena ingin dapat banyak follower dan subscriber, rela ikut berperan memecah belah timnas Indonesia. Jangan karena hanya ingin dapat panggung, terus mewacanakan dikotomi pemain lokal dan pemain keturunan.

Entah anak bangsa sadar atau tidak, tapi menurut saya, dikotomi itu akan jadi masalah besar jika terus digelontorkan. Masalah bagi timnas Indonesia. Lalu ketika Indonesia berhasil atau gagal di Piala Asia, dikotomi itu kembali dibengkakkan. Ngga membayangkan bagaimana jadinya.  

Masa sudah merdeka 78 tahun, praktik politik pecah belah masih dilakukan? Bahkan dilakukan oleh anak bangsa sendiri pada bangsa sendiri. Kan ngga lucu.

Saya lebih sepakat jika ada orang yang memberi masukan atau kritik secara teknis permainan. Misalnya, tim STY kenapa main dengan cara seperti itu, tidak seperti ini. Mengapa yang dimainkan adalah empat bek bukan tiga bek atau sebaliknya.

PSSI

Saya pikir PSSI atau tim di bawahnya perlu memberi penekanan pada publik atau pada internal timnas. Ya intinya tentu saja bagaimana supaya dikotomi itu tidak perlu dibahas lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline