Ada fenomena menarik antara Jusuf Kalla (JK) dengan Partai Golkar. JK adalah politisi Golkar sejak lama. Bahkan pernah menjabat Ketua Umum Partai Golkar.
Tapi, sering JK memutuskan tidak sejalan dengan Golkar. Tapi ya sampai sejauh ini JK tak pernah berpisah dengan Golkar.
Terbaru, JK memutuskan mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024. Langkah JK ini berseberangan dengan Partai Golkar. Golkar mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Tapi, ini bukan kali pertama JK berbeda haluan dengan parpolnya di masa Pilpres. Pilpres secara langsung mulai 2004. Sehingga, 2024 adalah Pilpres secara langsung kelima kalinya.
Dari lima kali Pilpres, JK tiga kali berbeda dengan Golkar. Pertama tentu saja pada 2004. Saat itu, JK digandeng oleh Susilo Bambang Yudhoyono. SBY-JK menjadi pasangan capres-cawapres untuk Pilpres 2004.
Saat itu Golkar mengusung Wiranto-Sholahudin Wahid. Ketika Wiranto-Sholahudin Wahid kalah di putaran pertama, pasangan tinggal dua yakni SBY-JK dan Megawati Soekarnoputri-KH Hasyim Muzadi.
Golkar pun tidak mendukung SBY-JK. Golkar mengusung Megawati-Hasyim. Golkar ikut kalah dalam Pilpres.
Setelah JK jadi wakil Presiden, JK pun menang dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. JK yang berbeda haluan dengan Golkar saat Pilpres, akhirnya bersatu di pemerintahan SBY-JK.
Pada 2009, JK bareng dengan Golkar. Sebab, Golkar dan Hanura kala itu mengusung JK-Wiranto. Tapi pasangan tersebut kalah.
Pada 2014, Golkar dalam kendali Aburizal Bakrie. JK kembali berubah haluan karena dia jadi cawapres bagi Jokowi. Sementara Golkar mengusung Prabowo-Hatta. Golkar kalah dan parlemen sempat pecah.
Golkar juga sempat pecah. Sampai kemudian Golkar bersatu lagi dan mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Kini, JK mengusung AMIN, sementara Golkar mengusung Prabowo-Gibran.