Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Semua Capres Tak Betah Jadi Oposisi

Diperbarui: 17 Desember 2023   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat capres pertama. (Tangkapan layar YouTube KPU dipublikasikan kompas.com)

Saya sebenarnya tergelitik dengan ucapan capres Anies Baswedan saat debat capres pertama beberapa hari lalu. Saat itu, Anies mengatakan bahwa capres Prabowo Subianto tidak betah jadi oposisi. Sebenarnya, ucapan itu berlaku untuk semua capres. Semua capres tidak betah jadi oposisi. Kalau betah jadi oposisi, tentu mereka akan memperjuangkan diri sebagai oposisi, bukan mendaftar jadi capres.

Jadi, Anies, Prabowo, Ganjar adalah orang-orang yang bisa dikatakan tak betah menjadi oposisi. Ya karena mereka memutuskan untuk menjadi menjadi capres di Pilpres 2024. Ketika memutuskan menjadi capres, maka mereka siap untuk menjadi bagian utama pemerintah. Menjadi bagian utama pemerintah, tentu sebagai penggerak pemerintah, bukan sebagai oposisi.  

Ketika Anies dicopot dari jabatan Menteri Pendidikan, dia tak ada di dalam pemerintahan. Ketika kemudian dia memutuskan untuk maju di Pilgub DKI, tentu saja bisa dimaknai bahwa dia tak betah di luar pemerintahan.

Ketika selesai sebagai Gubernur, Anies masih mau jadi capres. Bisa diartikan dia tak betah juga berada di luar pemerintahan. Karena buktinya dia masih ingin atau berharap di pemerintahan dengan menjadi capres.

Prabowo juga sama. Kalah di 2014, apakah membuatnya konsisten menjadi oposisi? Pada 2019 buktinya kembali menjadi capres. Artinya ada usaha tak menjadi oposisi. Artinya ada usaha untuk menjadi pengendali pemerintahan. Bisa dimaknai tak betah jadi oposisi.

Ganjar sama saja. Kalau dia memutuskan lebih suka jadi oposisi, maka setelah masa jabatan Gubernur Jateng yang pertama, dia memilih tak lagi maju. Buktinya dia kembali maju di Pilgub Jateng untuk kali kedua. Untuk jadi apa? Untuk jadi pemerintah. Itu juga bisa dimaknai tak mau jadi oposisi.

Pada dasarnya juga, semua politisi berebut menjadi pemimpin, menjadi penguasa. Sebab, mereka berjuang untuk menjadi pemenang. Niat mereka adalah menjadi pemenang dalam pemilu, baik itu di level daerah atau di level pusat.

Kenapa ada yang jadi oposisi? Mereka jadi oposisi karena kalah dalam pertarungan saja. Karena kalah dan tak dapat kue di pemerintahan, mereka memutuskan menjadi oposisi. Toh jika ada parpol yang jadi pemerintah di pusat bisa saja mereka jadi oposisi di daerah.

Sudah banyak contohnya. Parpol yang di pusat ikut mengendalikan pemerintahan, tapi di daerah tidak jadi bagian pengendali pemerintahan. Ya artinya, mereka jadi oposisi kalau kalah saja.

Jadi kalau ada politisi bilang mereka setia menjadi oposisi, itu hanya pemanis di bibir saja. Faktanya, mereka akan selalu berusaha menjadi pemenang dalam setiap pemilihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline