Isu kerenggangan hubungan pelatih dan kapten Argentina menyeruak. Dari pemberitaan goal international, pelatih Argentina Scaloni berang dengan tingkah laku kaptennya Lionel Messi.
Insiden itu terjadi saat Messi meminta kawannya masuk ke lorong ketika sebelum laga Brasil vs Argentina terjadi kericuhan di tribun. Usut punya usut, langkah Lionel Messi itu tanpa pamit terlebih dahulu pada jajaran pelatih Argentina.
Itulah yang diduga membuat Scaloni berstatemen bahwa dia berniat mundur dari posisi sebagai pelatih Argentina. Jika isu ini benar adanya, maka akan jadi bom waktu bagi Argentina.
Benar atau tidak isu ini, maka Scaloni dan Messi harus meredakannya. Jika tak diredakan, isu bisa semakin liar dan membuat soliditas Argentina ambyar.
Masih banyak waktu bagi keduanya untuk memperbaiki situasi. Sebab, laga penting Argentina baru akan kembali terjadi pertengahan tahun depan, yakni ajang Copa America 2024.
Yang repot, jika isu keretakan itu benar adanya dan kedua pihak enggan memperbaiki keadaan. Pecahnya kamar ganti bisa terjadi.
Tak dapat dipungkiri Scaloni adalah sosok penting di balik kehebatan Argentina belakangan ini. Scaloni bisa membuat tim solid baik dengan atau tanpa Messi.
Dalam beberapa laga di kualifikasi Piala Dunia 2026, Messi tak tampil atau tampil tak penuh. Buktinya Argentina tetap jaya, kecuali saat laga melawan Uruguay. Kala itu Argentina kalah.
Ketika Messi bermain, Scaloni bisa membuat sistem di mana Messi menjadi pusat permainan dan pemain lain bisa menopang Messi.
Lihat saja kontribusi Messi di Argentina bisa dikatakan maksimal tapi juga tidak terlalu memakan keringat yang banyak. Di usia makin menua, Messi lebih sering jalan-jalan.