Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Jokowi Seperti Terlihat Jalan Sendirian di Lorong

Diperbarui: 19 Oktober 2023   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi. (foto: BPMI Setpres)

Aku tak mau bicara soal siapa yang benar dan siapa yang salah. Aku tak mau bicara siapa yang layak didukung dan siapa yang tak layak didukung. Yang ingin aku bicarakan, pertarungan politik praktis sering menyisakan mereka yang terasing, sendirian.

Beberapa tahun lalu, ada seorang teman yang nyaleg di sebuah partai untuk DPRD kabupaten di Jawa Tengah. Si teman, tentu seperti gula yang dikerubuti karena manisnya. Khususnya saat masa-masa pencalegan. Pendukung luar biasa banyak. Siapa yang siap mencoblos juga banyak.

Namanya tentu makin populer karena baliho ada di beberapa spot yang banyak dilihat orang. Tapi sayang, di masa pencoblosan dia kurang sedikit perolehan suaranya. Kurang sedikit yang membuat dirinya tak terpilih sebagai anggota DPRD.

Setelahnya si teman tenggelam. Dia  tak lagi seperti gula. Dia seperti bau bangkai yang dijauhi. "Beberapa hari lalu aku coba datang ke acara partai. Aku masih di struktur sekalipun bukan di level elite. Kau tahu? Tak ada satu pun yang menyapaku. Tak ada sama sekali. Aku dilupakan sebegitu rupa," katanya waktu itu.

Lalu, aku masih ingat ada satu foto sepi dari Soetrisno Bachir kalau tak salah di koran Kompas. Foto setelah pemilihan Ketua Umum PAN mungkin di tahun 2009 atau 2010. Yang pasti setelah Pemilu 2009. Soetrisno terlihat sendirian ada di trotoar.

Seotrisno yang mampu mempertahankan eksistensi PAN, sekalipun dengan cara menggaet beberapa artis, kemudian dilupakan. Foto yang menjelaskan bahwa politik memang seperti itu. Memberi gambaran bahwa selama masih berkuasa maka akan didekati. Ketika sudah tidak memiliki apa-apa ditinggalkan.

Jauh sebelumnya, saat Presiden Soeharto mulai digoyang, dia terasa sendirian. Orang-orang yang sebelumya dekat dengannya, juga berbalik menyerangnya. Jalan sepi sendirian Soeharto setelah 32 tahun berkuasa.

Kini, aku merasa bahwa Jokowi sudah mulai dijauhi ketika kontestasi Pilpres sudah menghangat. Bahkan jarak Jokowi dengan PDI Perjuangan juga seperti menjauh. Mula salah satu ceritanya adalah putusan MK yang dituding menjadi mahkamah keluarga.

Tapi aku tak mau berpolemik tentang siapa yang layak didukung atau tidak didukung. Aku hanya ingin mengatakan, politik memang seperti itu. Ada masanya kamu akan melewati jalan sepi karena kuasa sudah mulai berkurang.

Aku selalu percaya pada omongan Harold Lasswell bahwa politik adalah siapa mendapatkan apa dan caranya bagaimana. Politik hanya tentang kekuasaan. Aku tak pernah percaya politik mengedepankan ideologi. Politik praktis akan mengedepankan tentang kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline