Jawa Tengah (Jateng) akan melaksanakan Pilkada pada November 2024. Apakah fenomena "menarik orang nasional" akan kembali terjadi di Pilkada Jateng 2024?
Sejak pilkada langsung oleh rakyat, Jateng telah melaksanakan tiga kali yakni pada 2008, 2013, dan 2018. Di Pilkada 2008 yang menang adalah Bibit Waluyo-Rustriningsih. Pada 2013, yang menang adalah Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko. Pada 2018, Ganjar-Taj Yasin menang.
Dari tiga pilkada berarti hanya ada dua gubernur yakni Bibit dan Ganjar. Uniknya, keduanya sama-sama diusung PDIP, dalam arti PDIP sebagai parpol pengusung dengan kursi terbanyak di dewan.
Uniknya juga, Bibit dan Ganjar adalah orang nasional yang ditarik ke daerah. Maksud orang nasional adalah sosok yang kiprahnya di level nasional.
Walaupun Bibit asli Jawa Tengah yakni Klaten, tapi kariernya sudah menasional. Jabatan terakhir Bibit di militer adalah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Jadi, Bibit adalah tokoh nasional yang ditarik ke Jawa Tengah untuk ikut Pilkada 2008. Bibit yang berpasangan dengan mantan Bupati Kebumen Rustriningsih menang di Pilkada Jateng 2008.
Di Pilkada Jateng 2013, Bibit tak lagi berjalan dengan PDIP. Bibit masih jadi calon gubernur karena diusung Demokrat, Golkar, dan PAN. Sementara, PDIP mengusung Ganjar-Heru.
PDIP kembali menarik orang nasional ke Jawa Tengah. Sebab, Ganjar adalah sosok vokal di DPR RI. Sementara Heru saat itu jabatannya adalah Bupati Purbalingga.
Di Pilkada Jateng 2013, Ganjar-Heru menang. Kemudian di Pilkada Jateng 2018, Ganjar kembali diusung PDIP berpasangan dengan Taj Yasin, putra ulama kharismatik almarhum KH Maemun Zubair.
Di Pilkada Jateng 2018 terjadi head to head tokoh nasional. Sebab, lawan Ganjar adalah mantan Menteri ESDM Sudirman Said. Bahkan pasangan Sudirman juga tokoh nasional yakni Ida Fauziah yang anggota DPR. Kini Ida adalah Menteri Tenaga Kerja.