Erick Thohir sedang mempertaruhkan reputasinya. Apakah dia bisa melanjutkan reputasinya atau malah terpuruk di PSSI?
Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam pemilihan hari ini. Tentu ini adalah pertaruhan luar biasa baginya. Sebab, dalam beberapa kepemimpinan yang menyolok perhatian publik, dia berhasil.
Apa sih keberhasilannya? Misalnya saat dia jadi ketua penyelenggara Asian Games 2018 (maaf kalau sebutannya salah). Silakan menengok ke belakang di tahun 2018 itu. Indonesia berhasil jadi tuan rumah.
Pembukaan Asian Games 2018 yang menarik perhatian. Tengoklah lagu "Yo yo ayo..." yang dinyanyikan Via Vallen. Jika mendengar lagu itu, kemeriahan Asian Games 2018 terngiang.
Padahal, banyak yang tak terlalu ngeh jika Indonesia jadi tuan rumah Asian Games 2018. Tapi saat pelaksanaan benar-benar berkesan. Saya pikir Erick berhasil.
Kemudian jadi ketua tim sukses pemenangan Jokowi-Maruf. Tapi saya tak terlalu membahas lebih dalam karena ini politik. Kemudian acara 1 abad NU yang meriah, juga karena andil Erick Thohir.
Sebenarnya masih ada capaian Erick yang lain sebagai manajer. Ya misalnya jadi pemilik Inter Milan. Mungkin dia satu-satunya orang Indonesia yang pernah jadi pentolan klub elite dunia. Selain itu tentu masih banyak lagi.
Nah, melongoklah PSSI. Sejak kepengurusan Nurdin Halid sampai Iwan Bule, masalah membelenggu tak keruan. Masalah silih berganti. Tapi masalah integritas dan profesionalitas dalam pengelolaan sepak bola Indonesia selalu muncul.
Pesimisme sepak bola Indonesia sudah bergelantungan. Yang muncul dalam benak saya atau mungkin banyak orang, siapapun pemimpinnya, PSSI ya begitu saja.
Apakah Erick bisa membuat PSSI membaik? Bisa mendorong pengelolaan sepak bola lebih sehat dan timnas berprestasi? Atau dia akan masuk arus sulit yang membelenggu dalam waktu lama?