Mikel Arteta dan Xavi Hernandez memiliki cerita yang berbeda sebagai pemain. Walaupun mereka dari asuhan yang sama, Barcelona.
Arteta kelahiran 1980, Xavi lebih tua dua tahun. Sekalipun dari asuhan yang sama ada perbedaan di antara keduanya. Bedanya, Arteta pergi, tapi Xavi bertahan.
Saya bahas Xavi dulu. Dia menjadi sosok penting saat Barcelona berjaya. Dia adalah gelandang dengan umpan dan visi bermain luar biasa.
Xavi merasakan gelar Liga Champions bersama Barcelona sebanyak empat kali. Di domestik, dia merasakan delapan kali juara Liga Spanyol.
Xavi juga menjadi andalan timnas Spanyol. Dia merasakan gelar Piala Dunia 2010, Euro 2008 dan 2012. Gol Fernando Torres di final Euro 2008 adalah assist dari Xavi.
Pendek kata, Xavi komplet. Dia merasakan semua gelar bergengsi bersama Barcelona dan Spanyol. Dia akan dikenang sebagai gelandang hebat bagi Spanyol.
Tapi Arteta...
Dia memang tak lahir dari Barcelona. Sebab, dia mengawali karier junior di Antiguoko, klub di San Sebastan. Setelahnya dia ke Barcelona. Namun, tak sampai lama di Barcelona, Arteta memilih pergi.
Setelah dipinjamkan ke PSG, di usia 20 tahun dia ke Rangers, kemudian Sociedad, dan ke Everton. Di Everton, Arteta dikenal, makin populer.