Argentina mengalahkan Meksiko 2-0 di laga PIala Dunia grup C, Minggu (27/11/2022) dinihari WIB. Kemenangan itu membuat asa Argentina untuk lolos ke babak 16 besar terbuka. Namun, sejatinya Argentina masih problematic dalam permainannya.
Kemenangan Argentina atas Meksiko karena gol Lionel Messi di menit 64 setelah mendapat umpan Angel Di Maria. Gol kedua Argentina dibuat Enzo Fernandez di menit 87 setelah mendapat umpan dari Lionel Messi.
Lalu di mana letak masalah Argentina? Masalahnya adalah keinginan untuk menyerang dengan bagus, tapi berpotensi mengabaikan pertahanan. Solusi yang diambil pelatih Argentina Lionel Scaloni adalah menempatkan tiga penyerang, tapi menarik satu gelandang untuk jadi bek. Imbasnya, hanya ada dua gelandang tengah yang tersisa. Dua gelandang ini harus bertarung dengan banyak pemain Meksiko yang bertumpuk di tengah.
Ceritanya begini...
Scaloni memakai skema 4-3-3. Dengan begitu, maka ada dua bek tengah, dua bek sayap. Kemudian tiga pemain tengah dan tiga pemain depan.
Tiga pemain depan Scaloni saat melawan Meksiko adalah Angel Di Maria, Lionel Messi, dan Lautaro Martinez. Tiga pemain depan itu tidak bekerja maksimal untuk turun ke belakang membantu pertahanan.
Hanya Messi yang terlihat turun ke belakang, itu pun hanya sampai di tengah area permainan. Lautaro Martinez benar-benar menggantung di depan. Di Maria menggantung di depan dengan rotasi. Kadang dia di sayap kanan dan kadang di sayap kiri.
Jika tiga penyerang itu tak membantu pertahanan, maka Argentina akan kerepotan ketika diserang. Sebab, personel di belakang tidak banyak. Saat melawan Meksiko, Scaloni mengakalinya dengan menarik Guide Rodriguez yang merupakan gelandang, untuk jadi bek tengah dalam beberapa kesempatan.
Guido jadi bek tengah, Lisandro jadi bek kiri menopang Acuna dan Otamendi di bek kanan menopang montiel. Persoalannya, Guido tidak cekatan mengubah posisinya ketika Argentina menyerang. Dia masih terlihat ada di belakang ketika Argentina membangun serangan. Imbasnya, posisi gelandang di tengah hanya menyisakan dua yakni McAllister dan De Paul.
Allister dan De Paul kurang bisa berkreasi di tengah karena kalah jumlah dengan Meksiko. Imbasnya, serangan bertumpu pada sayap yakni Acuna di kiri dan Montiel+Di Maria di kanan. Atau kadang Maria berubah di kiri membantu Acuna.