Pernah muda? Maka pernah merasa hebat sendiri, berapi-api, pintar sendiri, tak mau mendengar nasihat orang. Jika di masa muda kok ngga pernah merasa hebat sendiri, pintar sendiri, berapi-api, tak mau mendengar nasihat orang, biasanya tabiat itu akan muncul ketika sudah berumur.
Jadi kalau ada orang berumur alias sudah tua, kok merasa pintar sendiri, berapi-api, merasa benar sendiri, tak mau mendengar nasihat orang, patut diduga dulu saat muda, ngga punya kegiatan.
Kembali ke anak muda. Karena anak muda memang cenderung berapi-api, maka mengorganisir anak muda, bukan perkara gampang.
Nah, soal mengorganisir anak muda, strategi pelatih timnas Indonesia U19, Shin Tae-yong bisa ditiru. Bisa ditiru artinya, kau boleh meniru atau tak meniru.
Apa yang bisa dipelajari dari strategi Shin Tae-yong? Muaranya adalah mengembangkan anak muda tapi tidak membuatnya besar kepala. Lalu bagaimana caranya?
Beri Kesempatan
Shin Tae-yong memberi kesempatan bagi pemainnya untuk unjuk gigi. Bahkan ketika pemainnya itu dituding sebagai pemain titipan. Tak usah saya sebut namanya, ada pemain U19 di AFF lalu yang diduga pemain titipan.
Netizen menyerang pemain itu secara tak langsung. Mengaitkan si pemain dengan status orangtuanya. Serangan-serangan netizen kadang bisa mempengaruhi mental anak muda.
Lalu, apa yang dilakukan Shin Tae-yong pada si pemain. Ketika Indonesia unggul cukup jauh pada sebuah pertandingan, si pemain itu dimainkan. Dimainkan beberapa menit sebelum laga usai. Dia tetap diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong.
Tapi Shin Tae-yong memberi kesempatan yang proporsional. Artinya kesempatan diberikan saat keadaan memungkinkan.